Bismillah..
Assalamualaikum..
Siang ini saya mau post puisi-puisi di Bulan Februari kemarin yang selama ini bobo tenang terus di folder laptop karna jarang dibuka dan dibaca lagi hihihi, maafkan empumu ini ya :D. Karna bulan Februari itu manis kaya yang punya huehee maka saya carikan pict yang sweet juga ;)
Padahal lubang ini masih bernanah
Ditemaram senja yang mencari tahu kosidah
harap
Demi sebuah hati yang menganga rindu dan
gerimis yang datang kemudian
Ah lonceng dunia yang meninggalkan rintihan
tanda permadani suci kembali tergores
Jika aku buka jendela kamar maka jangkrik pun
akan tertawa sama seperti mereka yang buta hingga membuatku gelap
Teess! Dibalik kokohnya langit ada insan yang
menangis diatas bantal bercorak pelangi, jangan paksa dia untuk tersenyum
karena lelah yang mengikis jasmani dan sebagian asanya
Cinta,
Dia tahu bahwa kata itu bukan dongeng
cinderella bahkan manisnya cinta telah diteguk lewat mug bewarna hitam
Cinta yang hitam aneh memang!
Namun nyata bagi mereka yang berduka
Memahat omong kosong yang dirasa nyanyian
gemilang membawa angin segar bagi dunianya yang runtuh, 2 bulan kemarin
Namun meski sembunyi sangkaan waktu berkata
lain
Hadapi! Berdiri!
Tak perlu risaukan cinta yang tak berbalas
Sepertiga
Malam - 05 Februari 2013
Sekedar ingin menyapa tanah
Pada rembulan yang menghangat di balik
risaunya burung hantu
Mengapa cepat pergi padalah sayup mentari
enggan terlihat
Sesempurna inikah munajat hingga getaran asma
lirihkan malaikat pemberi nikmat
Untuk sepertiga malamku,
Ini bukan batas hitam hendak mengabu karena
ini sebuah peradaban
Dimana tanah mencium tanah
Tempat nenek moyang membuka mata dan insan
terakhir menghembus nafas
Tertelan sepertiga malam perisai tubuhku
bernada ikhlas memberikan semuanya;
Jantungku, paru, seisi volume darah, hingga
sumsum tulang ini
Tak mengapa kain hangat itu berteriak lalu
mengamuk dasyat
Toh tak ada yang tahu kapan Izroil membuka
celah kecil jendela kamar
Ketika jaman purba tak mungkin terulang
Alfa Edison yang tak mampu memilih, pintar
atau bodoh
Dan mutlaklah masa ini manusia singgah
diujung lorong gelap dengan dua pilihan;
Taman Firdaus atau lembah Jahanam
Tuhan, untuk mengakhiri puisi ini patrilah
harapku dilangit sana
Biarkan ruku dan sujudku di sepertiga malam
tak usang hingga nafas terakhir penghambaanku kepadaMU
Batu Karas - Februari 2013
Tepat disana kala burung camar tak
menampakkan eloknya
Nyanyian yang ku anggap pendusta
Disaksikan sang senja dalam ruang hampa aku
ukir namamu pada keyboard rindu
Masih saja tetes embun yang bermuara di
kelopak mata turut ramaikan asa yang kosong
Lalu, ketika pelan kaki menyapa pasir hitam
teriak ombak menari bak balerina
Ayo...ayo....ayo......!
Disini tak akan terjadi pelepasan surat cinta
dalam botol
Tak akan terjadi teriakan gersang yang
memecah karang
Namun, satu syair cinta tertulis dalam masa
terakhir
Seribu bayang terkenang dan satu wajah
rupawan dengan kulit yang melimpah putih serta tangan kekar yang berangan
sebagai pelindung
Bawalah pergi ombak secepat kau menghempas
tanah
Sejauh samudra aku pasrahkan engkau
Temani dia ombak dalam pencarian dermaga
keabadian seperti aku sekarang yang melepas belahan jiwa
Semangkuk
Bubur - Februari 2013
Suara merdu membangunkaku pagi ini
Membuka korden coklat tua yang belasan tahun
menempel disana
Sebuah ruang sunyi seketika memperjarakanku
Kenangan yang tak ingin terkenang bak layar
film yang memaksaku untuk melihatnya
Diselingi kado kecil terbungkus kertas batik,
hendak satu tahun dia berada disana dan 3 bulan ini tak pernah tersentuh
Membiarkannya usang oleh debu seperti sang
pemiliknya yang rela membiarkanku terbisu
Dan langit pun mengerti padahal aku tak
bercerita padanya, mendung
Kisahnya meninggalkan sejarah tentang cinta
yang tak diridoi jaman
Tes! Kembali terluka pertahanan jiwa saat
bendungan air mata tak dapat lagi disemai
Mungkin terlalu rapuh karena memang ujian ini
tak pernah terduga
Mendaki ma`rifat sekarang tengah terjadi
sebelum belati datang dengan tusukan
Aku senandungkan nyanyian asmara yang hanya
merubah sunyi mejadi sepi
Dan di pagi, setelah semangkuk bubur dingin
berkerak tersantap sebuah pesan membangunkanku jika inilah hidup,
Jadi santap saja!
Kaca Mata Tipis - Februari 2013
Duniaku kemari....
Penyair hendak
membisikan kisah
Tentang adam dengan
kaca mata tipisnya
Berdiri di balik
dinding berwarna putih
Kemudian berlari dan
meninggalkan patahan
Seirama harap merpati
terbang hembuskan nada-nada surga
Lantas pinus di akhir
Desember itu berbisik nyaring jika hati ini terpaut maka awali-lah
Harum pinus itu masih
pekat dalam ingatan
Saat pukul 23.30
dingin malam berganti hangat oleh nasihat-nasihat elokmu
Aduhai! Inilah bait
puisi yang penuh kenangan
Saat terkelabuinya
mimpi oleh kebohongan orang-orang
Harapku nyatanya
bukanlah harapmu, tersungkurlah kepalaku dibelahan duri
Di Februari ini aku
melihatmu
Seperti tadi, kau
kenakan batik ungu masih dengan kaca mata tipismu
Berjalan membelah
keheningan asaku yang terdiam retak
Dan hujan meluruh
disaksikan pohon tua berjambang dengan senyum tersumbar
Menjauhlah, awali
dengan menjauh;
“Hidupmu-hidupmu dan
hidupnya-hidupnya”
2 komentar:
salam kenal., saya widodo :)
salam kenal juga, makasih sudah berkunjung :)
Posting Komentar