Pages

Cantiknya Visi

Selasa, 25 Juni 2013

 

Bismillah..
Assalamualaikum..

Selamat malam semuanya :).

Malam ini saya hanya ingin menuliskan analisis singkat saya mengenai pentingnya kesamaan visi, misi serta tujuan dalam menjalani suatu proses kebersamaan yang didalamnya terdapat individu berbeda untuk menjalani sebuah hubungan atau interaksi.

Sebetulnya ini sederhana sekali. Bahwa kemarin saya mendapat wejangan dari seorang Ibu berusia lebih dari 65 tahun yang  saya temui di angkot. Kami sedikit ngobrol dari mulai pekerjaan, pendidikan sampai ketika menentukan pasangan hidup.

"Neng, kalau cari suami itu harus yang satu visi sama Neng jadi menjalaninya enak"

Mengapa Ibu tersebut berkata demikian? Jawabannya, karena beliau bercontoh dari putra serta menantunya yang sama-sama berjuang di dunia dakwah.

Menantu Ibu tersebut adalah seorang yang tidak asing bagi saya bahkan bisa dikatakan kami cukup dekat meskipun hubungan kami hanyalah sebatas dosen dan mahasiswa, namun disisi lain menantu dari ibu itu adalah murobi saya. Tentulah sedikitnya saya bisa menilai bagaimana keadaan keluarga murobi saya meskipun hanya dari sisi luarnya. HARMONIS.

Indah sekali saya lihat, ketika waktu kami holaqoh suami murobi saya menunggu sampai selesai atau menjemput ketika holaqoh selesai. Pernah saya berfikir bagaimana kalau suami beliau tidak mendukung dakwah yang dilakukan istrinya. Sehari-hari berprofesi sebagai dosen lalu waktu kosongnya dipakai untuk holaqoh untuk anak mentornya, kalau pasangan yang tidak mengerti bisa saja hal itu dilarang.

Dunia memang sempit, bisa-bisanya saya bertemu orangtua dari murobi saya hingga akhirnya saya mendapat wejangan dari beliau.

Selain murobi saya yang berjuang dijalan dakwah sayapun memiliki satu kisah lagi dari pasangan yang bervisi sama, untuk kali ini pasangan yang ingin saya ceritakan berada dijalan seni.

Seorang perempuan cantik, berkulit putih, mata bulat dengan rambut pirang serta senyum yang menawan. CANTIK asli CANTIK. Beliau adalah seorang penyair, penulis dan penggiat seni. Karya-karyanya mendunia di kalangan sastra, memiliki beberapa buku yang telah terbit, media Jawa Barat serta Bali sudah tidak asing lagi dengan perempuan ini. Puisi-puisinya manis, syahdu dan membahana.

Sebetulnya tidak banyak yang saya ketahui tentang perempuan cantik ini namun sepintas saya lihat kehidupan keluarganya pun sama harmonis dan sebahagia murobi saya yakni memiliki pasangan yang berada dijalur yang sama. Satu fikiran dan tujuan.

Beliau bersuamikan seorang fotografer, sehingga seluruh kegiatan seni yang menyertakan beliau suaminya ada.

Analisa saya, seorang penulis, penyair atau perempuan yang berprofesi di media publik adalah seseorang yang memiliki akses besar nan luas untuk berinteraksi dengan lawan jenis. Bagaimana jadinya apabila beliau memiliki pasangan yang tidak sejalan pikirannya? hhmmm bisa-bisa cemburu membahana. Larangan ini itu akan hadir kemudian munculah keadaan tidak nyaman untuk satu sama lain.

Jadi, memang benar 100% ketika menentukan pasangan hidup haruslah yang bervisi dan tujuan sama agar bahagia dunia serta akhirat apalagi jika berada di jalur cintaNya..

*hhmm kecil-kecil kok so tahu ya :p tapi tidak apa karena inilah kebiasaan saya senang memeperhatikan sesuatu apalagi jika hal itu bisa diambil nilai positifnya*

Menjemput Kekasih

Sabtu, 22 Juni 2013


 Bismillah..
 Assalamualaikum.
 Selamat sabtu malam :).

“Saat dua hati berjanji tuk arungi hidup di jalanNya, Allah kan berkahi mereka kala dalam do`a kala dalam asa. Menjadilah mentari bening pagi terangi bumi terangi hati. Menjadilah keheningan malam kala berjuta insan larut dalam do`a. Selamat datang kawan diduniamu yang baru ku do`akan semoga bahagia. Selamat datang kawan di duniamu yang baru ku doakan semoga bahagia…”

Lagi buka-buka folder nasyid eh ada lagu yang enak tuh liriknya udah saya tulis diatas sana :D. Sebetulnya bukan hanya lagunya yang enak tapi saya juga ingat sahabat saya yang awal Juni kemarin melepas masa sendirinya alias dipersunting lelaki idaman yang Allah turunkan untuk menemani hari-harinya.

Kisah ini, ingin saya tulis dari dulu tapi begitulah karena itu-ini buka blogpun jarang. Well, saya masih ingat sekitar bulan April bertemu dengannya, nonton pertunjukan teater kemudian buka puasa bersama. Di senja itu saya ceritakan seseorang yang mengetuk pintu hati saya kemudian suatu harapan yang kemudian muncul, sementara dia seperti biasa masih dengan kisah cinta dari teman-teman dekatnya dan terlihat belum ada yang istimewa untuknya.

April. Mei, tanpa sengaja masih disuatu sore saya bertemu dengannya. Dia bercerita kini ada lelaki yang mengajaknya menapaki tangga keseriusan dan akhirnya tanggal pernikahan pun ditentukan. Hingga Ba`da Magrib awal Juni disela udara yang basah oleh hujan walihmatul arsy digelar. Syahdu sekali….. Subahnallah segala puji bagi Allah. Ketika bertemu jodoh, memang seluruh halnya dipermudah oleh Allah. Tidak butuh lama bagi mereka untuk segera saling mengisi kehidupan dalam ikatan suci pernikahan, mengkokohkan jutaan asa, cita dan cinta dalam kebersamaan kemudian membangun pundi-pundi kebahagiaan dengan saling menyempurnakan tuk capai kisah agung sang Maha Pemilik Cinta. 

Treng…treeeeng ini dia Desi dan A Dede. 




Kemudian, masih di bulan Juni saya mendapat kabar bahagia kembali.
Sahabat saya datang di hari Jum`at dengan senyum meronanya. Pipinya yang merah semakin bewarna merah, lantas dengan malu-malu ia ceritakan suatu hal yang membuat jantungnya berdebar lebih cepat dan tidur malamnya yang seakan belum terbangun alias masih berada di alam mimpi.

“Aku dilamar”
“Oh wow! Subhanallah….”

Dua hari kemudian, saya menghadiri pertunangan sahabat saya. Senyum-senyum :). 


Iseng saya bicara; siapa yang mau, siapa yang pada maju. Geeeeeer pecahlah tawa hihihi. Allah sedang mempersiapkan semuanya; mental, fisik, rohaniah termasuk calonnya untuk saya. Pantaskan diri. Pantaskan diri. Termasuk meminta untuk dipertemukan dengan Rembulan Perak solih yang nantinya akan seperti ini.

Rembulan Perak harus cedas dan pandai bercerita


Setia Sepanjang Masa



Bismillah..

Assalamualaikum.

Selamat malam semua, malam ini saya ingin bercerita beberapa kasus kesetiaan yang dari pagi sampai siang membuat saya mengerti itulah cinta dalam jalinan waktu yang manis sepanjang masa.

Kisah-kisah yang terlahir dari pasangan insan dalam usia yang tak lagi muda. Namun, disana lah letak istimewanya.

Pertama, orang tua saya. Mamah dan Bapak.

Tadi pagi saya diberi kejutan, pukul 05.00 dimana mata masih tertutup karena maklum sedang tidak melaksanakan kewajiban jadi bangun agak siangan dikit hehe.Mamah yang tiba-tiba membangunkan saya “No, No lihat Bapak nyuci piring bangun!”. Awalnya susah mencerna namun karena terus dipaksa well akhirnya pergi kebelakang dan memang untuk pertamakalinya saya menyaksikan Bapak sedang mencuci piring-piring kotor.

Ah Bapak baik sekali, beliau mengerti hari ini saya dinas pagi kemudian Mamah sedang diberi ujian sakit tangan 1 minggu terakhir ini. Kenapa sesubuh itu mencuci piringnya? Ya karena tidak ingin terdahului oleh saya mungkin yah sehingga otomatis berangkat dinasnya tidak kesiangan. Aduuuuuh anak seperti apa saya ini -_-.

Dan tadi sore saat membereskan piring-piring yang dicuci Bapak saya lihat ada satu piring yang nampaknya tidak bersih beliau bilasnya. Jadi lucu namun tetap berkesan sekali.

Kedua, di rumah sakit. Pelukkan erat.

Seorang pasien lelaki, memakai selang oksigen sabagai alat bantu pernafasannya dengan duduk dalam posisi semifowler untuk mengurangi sesaknya. Perut yang membuncit besar seraya sesekali terbatuk-batuk. Dari pagi saat saya membereskan tempat tidurnya, sang Bapak terlihat sangat lemah mungkin karena batuk serta muntah yang tidak berhenti. Luar biasanya, seorang perempuan memakai kerudung oranye dengan sigap menjadikan tangannya sebagai tempat kotoran sang Bapak ketika muntah.

“Ibu, pakai keresek supaya gak kotor” Saran saya mengingatkan, namun dengan lembut Ibu itu menolak.

Pukul 09.00 ketika dokter datang untuk visite kepada seluruh pasien saya pun ikut.Lantas, ketika dihadapkan pada pasien tersebut akhirnya dengan sangat hati-hati dokter menjelaskan keadaan sang Bapak serta diagnose medis yang muncul. Setelahnya apa yang terjadi?. Kedua insan yang dipersatukan oleh Allah dalam ikatan suci itu saling berpelukan dengan tangisan sang Bapak yang membasahi kerudungan Ibu. Beberapa kali keduanya saling menciumi pipi serta kening satu sama lain, kembali berpelukan erat serta Ibu yang berusaha menguatkan bahwa ini adalah ujian dari Allah pada mereka.

Ketiga, dirumahsakit.bisikan cinta Illahi.

“Laillaha..illaulah…. ayo Bu nyebut Allahu Akbar”

Saya berdiri mendampingi pasien perempuan yang berada di masakritis. Pasien perempuan yang sudah tidak sadarkan diri karena nyeri hebat yang iarasakan di perutnya. Sesekali tersadar kemudian mengerang untuk menahan nyerinya.Oksigen terpasang, observasi terus dilakukan.Tekanan darah sangat rendah, nadi sulit untuk teraba. Melihat kondisi sang istri, Bapak yang dari awal duduk disamping pasien perempuan itu terus menggumamkan kalimat-kalimat Illahi. Matanya sudah merah oleh air mata yang tertahan hingga akhirnya membuat keputusan untuk membawa istrinya pulang. Baik dokter maupun perawat berusaha membujuk agar niatnya untuk membawa pulang diurungkan. Namun karena beberapa alasan beliau kekeuh ingin pulang paksa.

Dalam proses itulah saya menyaksikan ketegaran sang suami yang berjuang untuk istrinya. Pelukan, ciuman, dzikir-dzikir Allah terusdipanjatkan.Subhanallah, saya tercekat empati saya selalu saja menyeruak ingin saya bacakan surat Al-Kahfi atauYassin namun itudia Al-Qur`an sedang tidak saya pegang, MajmuSyarif yang biasa dibawa tertinggal dirumah. Allah…

“Bapak, yang sabarya Pak…”

Bapak mengangguk lalu kembali menciumi sang istri yang semakin lemah namun tetap mengerang kesakitan.

“Ayo Bu nyebut-nyebut” Seraya terisak dan menghapus air mata dengan handuk kecil Bapak terus menguatkan sang istri.

Luar biasa bukan, disaat media menontonkan kasus perceraian yang heboh dengan intrik-intriknya, disisi lain pada usia yang tak lagi muda para insan yang satukan oleh cintaNya tetap bersatu dalam kondisi apapun.

*Tulisan ini awalnya ingin diposting kemarin namun yah begitulah hambatan hihihi

Jemari dan Pena, Mei 2013

Sabtu, 01 Juni 2013

Bismillah...
Assalamualaikum

Selamat malam semuanya. Seperti biasa memasuki awal bulan saya akan memposting puisi-puisi di bulan yang lalu. uiiih bejibet banget narasinya tapi yang penting setecun aja deh hihihi,
btw ada saran dari Kang Oca kalau lebih baik tulisan itu disimpen di note facebook supaya gak ilang, hhhmmm saran itu patut diikuti karena apaaa? beberapa dari narasi cinta saya bulan Mei kemarin ilang tanpa jejak. WOW. Tapi yaaaah selain data-data zuper penting yang dibunuh virus di flashdisk rupanya narasi cinta saya pun turut bamblas. Pelajarannya, simpanlah copian data sebuanyaaaaak mungkin supaya gak nelangsa huhuhu ;(.

Well supaya gak sedih mulu setoran puisi bulan ini saya beri pict yang lucu deh.

*suer parah banget ini narasi, maaaaf*


Ayo mulai aja, Gerakan Mari Senyum =D



 

Menghitung Senja - 05 Mei 2013
Sayang, matahari petang saja masih setia ikuti ekor langkahku
di samping kanan sana diantara gegunungan yang jauh terlihatnya
setelah detik yang ku hitung tak jua berakhir kakiku pegal Sayang dan ku jatuhkan bagian bawah dari badanku untuk bersemayam di kursi goyang warisan eyangmu
lalu kembali aku hitung detik waktu ini semata karena datangmu yang ku tunggu setelah masa yang lalu kau hempaskan pintu dan berteriak tanpa ejaan Ibu-Aku-Cinta-Ibu
Sayang, kau hanya keliru karena sesungguhnya aku ingin menghadiahkanmu awan di langit kita yang bebas kau bentuk menjadi apa
namun aku tak bermimpi untuk kau buat sebuah perisai bernyawa tanpa basmalah di induk telurmu
dan dalam mimpiku pun tak tercipta sketsa kau hilang meninggalkan siluet bersayat direlungku
aku tak pernah marah maka tak perlu aku ampunimu
aku tak berdusta Sayang dalam ritual siang malamku aku erangkan keselamatan untukmu hingga kain bergambar Ka'bah itu kini usang warnanya hhmmm mungkin itu sedikit pertanda jika aku memang merindukanmu
kalaulah senja ini kau datang dengan malaikat kecilmu maka semuanya akan aku cium dengan cium kasihku lalu aku simpan di dekapan tereratku
dimanakah kau berada Sayang? Suaan syahdu dari Tuhan kini menggema, haruskah aku berdiri dari kursi ini lalu kembali tutup pintu dengan nafas kehampaan? Atau aku tutup waktu sekaligus tutup mata dengan nafas yang tak berhembus karena letih menunggumu sepanjang usia...
Entahlah!

Rasi Harapan - 06 Mei 2013
aku membutuhkan semacam energi untuk lenyapkan sisa zat pahit yang kau tanam didadaku
pada malam yang kau tak tahu, aku bicara pada senar sahabatmu yang kau puja dengan mantra liberalmu, dalam hati sedikit menyesal karena mengapa tidak Tuhan yang aku pilih atau mungkin perempuan renta yang mencintaiku tulus
percayakah? aku terusuri gedung-gedung tinggi itu, satu hotel ke hotel lain dari kelas melati sampai bintang 5 yang bintangnya dicuri dari langitku
hingga diatas sana bintangku bersisa satu yang aku namakan rasi harapan pengampunan
aku ingin menemukanmu dengan untuh, tanpa tikaman hijau disudut wajahmu atau anggota tubuhmu dan tidak pula aku menemukanmu sebagai jasad yang orang-orang teriakan korban mutilasi
ah! malaikat yang kau endapkan tanpa basmalah ini kini meronta dengan lagam nyanyian rindu, rindu Bapaknya aku perjelas!
dan disini... aku pun bernyanyi sama: rindu Ibuku yang tengah menghitung senja, jangan kau tutup pintumu Bu.. tunggu dengan sabar sampai aku genggam rasi harapan untuk ampunan beribu khilaf kami

Pada Senja Illana - 09 Mei 2013 
Ilanna,
Mengertikah kau dimana aku simpan sebagian isi dadaku?
Pada senja yang kita lalui bersama satu puisi manis aku syairkan untukmu
Seperti halnya bunga matahari yang kala itu merekah kau kucupkan senyum binarmu
Kau tertawa Ilanna sementara aku semakin bahagia karna langit yang sebentar lagi berbintang telah aku curi kejoranya, dimatamu
Ya langit! Aku berada di garis kemenangan
Aku semakin terbuai dalam indahmu Ilanna;
Bola matamu
Renyahan tawamu
dan rona wajahmu yang diterpa mentari keemasan
Ah lukisan Tuhan mana lagi yang aku dustakan dihadapmu
Kau simpan lentik jemarimu tepat di dadaku
Yayaya Ilanna kau tahu jika jantungku berdebar tak lagi berirama
"andai senja ini milikku akan aku hadiahkan untukmu Nirwana, jika cinta layaknya waktu sore mungkin pecinta akan bersedih karena lembayung tidaklah bersinar abadi, aku dan kamu seperti awan Nirwana! Siang dan malam satu ikatan kesetiaan maka jangan bayangkan aku dan kamu menjadi pasangan bintang-bulan karena aku ingin tetap menjadi awan dilangitmu Nirwana yang setia tanpa pilihan"
Lantas bisakah kau hempas hasratku dengan belati tertajamu?
Tidak, kau terlalu lembut Ilanna selembut angin yang menyapa desiran hatiku
Bahkan ketika cintaku tak terbalaskan

Sajak Sakratmu - 11 Mei 2013
dinamakan sebuah legenda saat sajak-sajak sakral melaju dari jemarimu yang cantik dengan kuku pendek yang menyembul pembuluh darahnya
kini, purnama mencapai klimaks bersama erangan binatang malam yang menyahdu sajak sakralmu
aku melihat dari lembah bertunas kamboja yang gelap warnanya karna langit malam
sajak sakral itu tak ubahnya sembahan kenanganmu tentang getirnya asmara dan aku coba mengingatnya
rupanya kau belum paham hakikat kehidupan hingga aku ingin kembali berhadapan 2 cm di dekatmu lalu bisikan pinusku padati rongga telingamu jika pertemuan dan perpisahan adalah bukti detik tetap berdetak
jika kau tertunduk maka disini aku terjatuh
jika kau menangis maka terbunuh arwahku
ubahlah sajak sakralmu tak perlu kau gambarkan gejolak pilumu karna disini aku telah melegenda bersama kedamaianmu

Nay, - 15 Mei 2013
jika aku temukan keindahan dari angkasa aku akan mencari mu Nay,
lolonganku kalahkan serigala ditengah hutan
suaan merduku lebihi dawai biola ochestra
dari satu dermaga ke ujung savana peluhku hendak penuhi satu toren para rumah diperkotaan
aku bukanlah seorang Majnun dan kau tidak pula menyerupai Laila karna hidup kita merdeka
hanya saja....
aku tak kan lekang pungkaskan jaman jika perjanjian kelingking kita tidak aku nyatakan
kau ingin melihat Rembulan Perak Nay? maka Tuhan wujudkan di negeri keabadian untukmu
sedang aku tak ingin kalah oleh Tuhan dimatamu hingga pencarian Rembulan Perak terus aku lakukan seraya titipkan salam-salam mesra untumu pada; hujan, kemarau, rasa dingin dan panasku bahkan kepada kupu-kupu bercorak pelangi

Dermaga Sun - 21 Mei 2013
saat kita duduk di dermaga, menyentuh irisan gelombang lembut di senja berlembayung oranye
kita nantikan lumba-lumba yang mungkin tanpa malu tampakkan raganya dibelahan kornea
aku dengar deru nafasmu Sun yang bening namun tak senyaring tawamu
kau menatapku lebih dalam dari pada 2 ekor lumba-lumba yang kini bersenandung ramai di depan kita
Sun, kau boleh tertarik padaku lebih jauh dari mimpi-mimpimu yang ingin berenang dengan mereka
namun aku hanyalah aku yang kau temui tanpa sengaja di bibir pantai ini
beberapa detik yang lalu dua kata terucap dari lisanmu Sun yang membuatku terhanyut layaknya kerikil yang jatuh ke dasar laut
"pinang aku"
aku tenggelam Sun tanpa sadar ke dalam samudra harapan
andai di dunia ini tidak aku temui kata sakral 'namun' mungkin aku akan menjawabnya; dengan daun kelapa itu Sun aku pinangmu? Daun kering yang aku buat melingkar lantas berhias abadi di jari manismu"
tidak! aku hanyalah aku yang kau temui tanpa sengaja karena pintu kembalimu untuk kembali ke haluan surga telah terbuka,
selamat jalan Sun...
kau berlari meninggalkan gertakan bunyi di kayu tua ini tanpa menyisakan siluet di senja yang telah menghitam

Mencari Tuhan - 21 Mei 2013
Aku ingin tuliskan sesuatu yang bernyawa
Sebelum hujan luruh dan basah bumi ini
Aku ingin memasang kudeta emas pada singgasana keabadianku
Sebelum tanah berguncang dan malaikat peniup sangsakala berdiri dari duduknya
Tuhan,
di bumi bagian mana aku harus temui Engkau?
Setelah boeing yang ke sewa tak jua membawaku menuju Mu
Tuhan,
Atau aku harus ikuti nenek moyangku menjadi seorang pelaut agar disuatu dermaga hadirMu dapat ku kenali
Aku berlari Tuhan mengejar Engkau dalam tipu daya orang-orang yang berperingai masa kini
Mereka berkata "Tunggulah sampai matahari terbit maka Tuhan yang kau cari akan datang" satu malam aku terjaga Tuhan, aku menengadah ke atas langit menanti mentari indah itu muncul namun aku berduka
Kembali seorang dari mereka menepuk pundakku "Nak, Tuhan akan datang diwaktu senja, siluetnya bisa kau pandangi puas" yaaa dan aku seperti orang tak berarti mematung ditengah keramaian senja untuk menunggu Tuhan, hhhm atau mungkin justru renta itu yang senja ini dipanggil Tuhan hingga luasnya dia mengajak aku? Tidak bukan itu harapku!
Lihat, segerombolan anak ingusan berpeci putih menertawakanku
"Sedang apa kau disana? Wahai yang tak berarti apa-apa!"
"Mencari Tuhan? Mengapa tak kau ikuti langkah kami"
Anak-anak! Mereka yang akan aku erangkan pada Mu Tuhan
Oh Tuhan...
Jika Kau tahu, tumpukan batu alam berjejalan di dadaku
Aku ingin menangis sekuat yang ku mampu pada sujud yang ku temui keberadaan Mu
Nikmat apa yang kurang Kau limpahkan untuk bumiku, aku rasa tidak! Maka aku ingin bersyukur untukMu
Namun Tuhan...
Di suatu lembah berkerikil kecil hamba-hambaMu bernafas dalam bentangan hidup yang penuh nanah
Aku temui mereka dalam kesusahan mencari seonggok karunia alamMu yang tercuri sang kapitalisme
Aku dapati mereka yang miskin ilmu karena tak kuasa bayarkan sepersen rupiah
Lalu, di bangsal-bangsal putih berkerak segerombolan orang tersungkur menerima nasib yang pahit untuk ditelan karena sang terkasih yang pungkaskan nafas terakhir dalam ketidakberdayaannya
Untuk itu aku mencari Mu Tuhan...
Perkenankanlah seorang derma titisan Baginda Muhammad untuk tepis semua duka di bumi tercinta ini
Seorang hakim yang adil tanpa berat ke kanan atau ke kiri
Sebelum aku memohon Baginda Muhammad untuk turun dari SurgaMu
Ya Tuhan...
*Mei on media-Radar Garut*

Tidak Berjudul - 22 Mei 2013
Hanya satu ku curi milik Chairil bersama hujan petang ini
Menjelajah suaka alam nurani yang rentan teriris sembilu
Hidupkan suatu masa yang gelisah karena heningnya tak bersyahdu dengan Tuhan
Sekarang diarak gerimis tanpa kitab suci dan persembahan sujud di altar sajadah menapaki hari dengan perjalan yang panjangnya

Tidak Berjudul - 22 Mei 2013
Jika gerimis ini dapat ku sulam maka akan aku jadikan sutra cantik untuk labuhkan kelopak mata ini dalam balutan permainya
Lalu, aku menari dalam ilusi mimpikan kisah sejati Ali dan Fatimah yang tanpa berucap namun ladang cinta penuh bersemi
Berada dipuncak purnama aku tuliskan surat untuk yang terkasih yang ada dan wujudnya berada dalam genggaman Tuhan, semoga malammu adalah malam penuh kelembutan dalam belaian kasih Sang Maha Pemilik Cinta


Tidak Berjudul - 23 Mei 2013
Rembulan telah nampak dilangit yang masih membiru
Ribuan cahaya lampu yang ada didalamnya seolah ingin direngkuh lalu merasakan duduk manis bak bidadari dengan kaki menjuntai ke bumi lantas pandangi keturunan Adam Hawa yang menyambut haluan merdu dari Sang Adzan..
Berjibakulah mereka dengan sibening air yang luluhkan penat kemudian rukuk-rukuk serta sujud yang lapangkan hati hingga do'a yang menembus altar Surga

  
Belahan Hati - 24 Mei 2013
Aku selalu mencari cara agar aku menjadi orang yang selalu ada disampingmu, tempat sandaranmu, memegang tanganmu, mengerti semua inginmu, serta mendorong mimpi-mimpimu.
Namun aku keliru Sahabat karena nyatanya sampai detik ini akulah yang terlalu lemah.
Aku ungkapkan seluruhnya suka-sukaku duka-dukaku disepanjang putaran waktu siang dan malamku hingga akhirnya aku lupa cara-caraku membahagiakanmu.
Aku hanyut dalam rincian agenda langkahku, aku berenang dalam lautan rutinitas, pandanganku tertuju ke depan hingga samping kiri-kananku tak terlihat, namun tanpa dugaan dibeberapa pusaran aku tenggelam dan kau hadir sebagai pulau ditengah samudra.
Seluruhnya justru terbalik; kau sandaranku, kau penghiburku ketika duka merundung, kau isi jemari2ku saat kekosongan sergapi hati, kau ajarkan yang aku tidak tahu, kau yang mengalah ketika egoku di puncak, kau yang menangis ketika rasa sakit hadir di relung hatiku, kau yang sulit melupakan perihku dikala aku telah menganggapnya masa lalu semata.
Lalu bagaimana dengan aku?
Sahabat, disepanjang perjalanan kita aku hanya mampu berkata "kuatlah dan lupakan" tanpa mampu merasa apa-apa yang kau rasa. Tanpa tahu rasa cemburu hiasi asamu dan tangismu yang tersembunyi. Purnama malam ini, kau iris hatiku Sahabat. Aku terjungkal oleh ketegaran serta ketulusanmu apalagi selain do'a yang bisa aku panjatkan pada Tuhan kita, apalagi yang aku mau selain Allah Ta'ala ringankan bebanmu serta apalagi yang aku harap selain senyum di pagi hingga petang harimu...  


Tidak Berjudul - 24 Mei 2013
Aku tak mengubah malam menjadi bahasa isyarat
Karena aku tahu kau lelah dalam arungan kiasan fisikmu
Lipatan awan yang membungkam dilangit yang basah tak ayalnya beludru penghangat pelukan duniawi
Tidakkah aku pejamkan nalar imajinerku sebelum aku tahu kau tiba dengan selamat kealam peraduan asamu


Tidak Berjudul - 27 Mei 2013
Langit yang lembab,
Aku adalah sayapmu lazuardi, sayap berbau kesturi yang luluhkan pagar egomu
Dimana separuh dari arteri dan aortaku percaya jika tidak ada indah selain indahmu Lazuardi, bahkan lembayung sekalipun aku fikir tetesan iprit yang kemerahan
Aku menyimpan rindu dilipatan saku kemejaku agar dekat dengan dada dan jantungku pompakan darah beralas namamu
Angkot 02, Antares-Maktal


Tidak Berjudul - 27 Mei 2013
Kau yang mahir membuat rasi bintang di padang hatiku
Rinduku masih disimpan dalam riak gerimis tipis dikota ini
Telusuri angin tanpa nama yang hinggap pada suatu lencana merah jambu
Di dekatmu aku seperti mentari yang baru terbit di ufuk barat yang merona penuh malu tampakkan rupanya
Namun, biarlah begitu adanya...

 
2 Kecupan - 27 Mei 2013
2 kecupan terlabuhkan dipipimu
Masih halus rupanya Mah tenanglah engkau selagi upaya kita wujudkan harapan-harapan yang tertuliskan dilangit sana
Tetap putih dan bersinar, aku fikir wanita seusiamu di luar sana tengah sibuk mencari anti aging yang pas sebagai manipulasi kulit yang mengendor
Ah tapi engkau, mungkin tak ada waktu atau mungkin saja harimu tak berminat tuk lakukan itu karena fikirmu hanya aku dan bagaimana cara agar esok nafas masih berlangsung
2 kecupan yang bersumber dari palung hati sematkan raga penuh ketakjuban atas hakiki Sang Esa yang ciptakanmu sebagai titisan Hawa yang tangguh menatap dunia dampingku dalam arungan mimpi diatas cita, cinta dan asa
*untuk Mamah di miladnya i love you full*

Tidak Berjudul - 28 Mei 2013
Lagi langit lembab,
Menyisir bongkahan udara yang tak tertembus pandang
Sementara seluruh jasad syahdu mendayuh gemerincing asmara yang hinggap di ulu hati hingga terseret-seret
mengenang seorang rupawan paras dan budinya, dermawan seluruh peringainya
Rindu ini adalah rindu yang transparan, rindu yang membuncah dalam harap pertemuan abadi
Di langit yang lembab pada taman surga yang halus terpaan anginnya, sedang apa wahai Baginda kau disana?
Ya Muhammad Ya Rosulullah...


Untuk YK Gama - 28 Mei 2013
Sore tadi, sore milik kita, hanya kita yang melukis dunia pada sehelai serat kanvas dengan koas mutlak Sang Maha Pemilik Nafas, sementara hati-hati kita bersifat absolut berlirih ironi suka dan duka.
Adalah suara paraumu yang tercekat tak lain suaan syahdu penghempas seluruh embun dalam kornea. Pepatahmu, kembalikan ingatan dimana dulu semua bersama.
Bagaimanapun kini dan nanti do'a-do'a ialah tali penghubung sejati yang satukan rantai keterikatan.
 

Tidak Berjudul - 29 Mei 2013
Pada purnama yang tersisir hujan, aku rogoh saku celana yang ternyata patahan rindu tersimpan disana.
Sabda rindu yang terpecah dadu, tinggal memainkannya dalam ular tangga.
Siapa beruntung akan terus melaju namun sekali terjatuh tak tanggung meluncur dan memar-lah jadinya
.
Iiiih rindu yang mengerikan

Narasi Cinta 6 - 30 Mei 2013
ketika neuron-neuron berkata YA tentang sebuah kedamaian, seluruh organ berkolerasi ciptakan implus yang tak biasa. Selanjutnya, apakah kedua darah ini akan menyatu atau tidak? Kembalilah Tangan-Tangan Sang Kuasa yang Berkehendak.


Kidung Cinta Emak - 31 Mei 2013
Emak,
di suatu persimpangan kita tundukkan kepala atas gersangnya sayatan mentari selayaknya bola panas yang meluncur dari Lapan tanpa kendali
Emak,
kita hanya tahu bahwa nafas adalah harta yang tak terbeli untuk sambungkan tali jemali urat nadi agar esok tetap berdiri
Emak,
dimana kau busungkan dada disana aku meringkuk ratapi bongkahan asa yang terenggus siksa duniawi
Emak,
ladang hatimu seluas langit himpun ribuan keikhlasan atas hidup yang tak seelok kelopak melati
Emak,
perihal hari esok, lusa atau nanti yang ku tak tahu kita bersama atau tidak
biarkan aku rengkuh sisi-sisi pangkuanmu untuk ku sandarkan sebagian peluhku dilentera kedamaian berhiaskan kidung cinta kasih Ibu sepanjang masa gerbang indahnya surgawi  
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS