;Tulisan
ini dibuat untuk menyambut mahasiswa baru yang baru selesai PPS (Pengenalan
Program Studi).
Dear,
Perkenalkan nama saya
Retno, selama ini akrab dipanggil Eno. Kamu yang baru selesai PPS mungkin gak
akan tahu saya seperti apa, hhm ya dong! Kamu masuk jadi mahasiswa besok-besok
saya bareng temen-temen angkatan XVII keluar, lepas dari status mahasiswa. Sekarang
kamu selesai PPS, kita wisuda horeeee :D.
Beberapa hari yang lalu
sehari sebelum PPS saya lihat kursi-kursi mulai dipersiapkan untuk kamu, saya
nanya ke temen “ada apa ini?” jawab temen “besok PPS!”. Haaaah PPS? Saya rasa
atmosfernya beda banget. Siangnya saya ketemu Angga, nah kalau Angga ini kamu
pasti akan tahu, semua gak akan ada deh yang gak kenal sama Angga ini....
secara ketua BEM. Kita ngobrol-ngobrol, saya kepo PPS sekarang, Angga juga
kayanya curhat dikit haha. Angga bilang “kita udah ngusahain Teh, ke ketua
STIKes sampai yayasan!”. Saya manggut-manggut sekaligus penasaran sekali akan
seperti apa PPS tahun ini.
Hey! kamu yang mungkin
kita gak akan pernah ketemu langsung mungkin kamu tertarik dengan link yang
saya share di pagenya STIKes, yayaya saya memang sengaja share tulisan ini,
nanti kamu akan baca bagaimana pengalaman saya sendiri sebagai peserta PPS di
tahun 2011 dan panitia PPS tahun 2012 serta panitia pembimbing PPS 2013.
*
Tahun 2011.
Hari itu hari Senin, saya
masih ingat betul bahkan warna baju yang saya pakai pun masih sangat ingat.
Saya pergi ke kampus STIKes, waktu itu kampus DIII masih di kampus yang dulu,
Jalan Subyadinata. Saya diundang panitia untuk menghadiri persiapan Pra PPS.
Kamu tahu gak? Sebelum PPS saya dulu ngejalanin Pra PPS, total Pra dan PPS
sejumlah 7 hari full. Di persiapan PPS, kerongkongan saya tercekat abisss...
karena panitia menerapkan aturan yang rasanya kalau gak kuat mental ingin
batalin aja deh jadi mahasiswa kesehatan!. Perlengkapan yang itu ini; hula-hula
rapia, topi dari corong minyak tanah, foto mumi, selendang, makanan yang
banyaaaak juga susah nyarinya, sampai besoknya harus dateng jam 4 subuh.
Bayangin jam 4 subuh harus ada di kampus, setelah semalamnya persiapan yang
extra aduhai cape banget. Tiba di kampus, kakak tingkat miliki otoritasnya
sendiri, biasalah anak baru yang lagi orientasi dikerjain-kerjain dikit...
selebihnya kamu yang punya kenalan kakak tingkat tanyain sendiri deh gimana
kesan selama pra dan PPS.
PPS tahun 2011 itu kebetulan
sekali saya dipercaya jadi Ibu Lurah, kalau ada apa-apa sering sekali saya
dipanggil ke depan baik untuk hukuman atau kakak tingkat yang nanya “Bu
lurahnya mana? Maju ke depan Bu Lurah!” “Bu Lurah perlengkapannya kenapa gak
lengkap? Temennya juga ada yang gak lengkap? Harus gimana ini Bu Lurah?! Maju
ke depan!” “Bu Lurah gimana yel-yelnya?!” “Bu Lurah panitia yang ini baik atau
enggak?”. Di PPS mental benar-benar diuji, pernah ada peserta PPS yang
keberatan namun berkali-kali pula panitia mengingatkan “saat kamu terjun ke
rumahsakit nanti PPS ini gak ada apa-apanya!”. Tapi emang betul loh, PPS gak
ada apa-apanya dibanding saat terjun ke rumahsakit. Perawat yang kadang jutek,
keluarga pasien yang bak penguasa, pasien yang itu-ini, apalagi kalau dines di
UGD woooow sigapnya kita dituntut sekali bayangkan pasien yang membeludak
penanganan harus segera perawat yang kadang nyuruhnya gak lihat kita sedang
ada, atau dines di ruang OKA (operasi) kaki akan berdiri full dari mulai
operasi jam 8 pagi sampai 12 siang, 4 jam ngejanteng!, atau juga dines di ruang
VK ketemu bidan-bidan... uwiiiih teriakan kakak tingkat waktu PPS mah gak ada
apa-apanya di banding teriakan mereka “Eneeeeeeeng......”. Belum lagi mahasiswa
keperawatan itu pacarannya sama ASKEP (Asuhan Keperawatan), bocoran dari
sekarang aja yaa buat kamu, ASKEP itu dokumentasi kasus dari pertama kamu nulis
identitas pasien, riwayat penyakit, pemeriksaan rambut sampai kaki, daily
living misalnya kebiasaan makan pasien di rumah gimana – di rumah sakit gimana,
BAKnya di rumah gimana – di rumah sakit gimana, tidurnya, kebersihannya, terus
diagnosa keperawatannya yang harus mikirin dulu pathway, data objektif – data
subjektif. ASKEP itu biasanya menghabiskan 4 kertas polio bolak-balik,
ngerjainnya di tulis tangan gak ada acara copy paste dari internet. Udah gitu
selesai kamu nulis ASKEP, kamu harus mendapatkan 4 tanda-tangan dari CI
rumahsakit, Pembimbing Akademik, Penilai dan Kordinator. Nah, untuk mendapatkan
4 tanda tangan ini gak semuanya berjalan mulusss, jangan harap kamu nyodorin
kertas polio terus mereka langsung ngasih tanda tangan, gak gitu Gaes!!!. Nanti
salah satu dari mereka akan baca ASKEP dari awal nulis judul sampai lembar
terakhir, kalau ada yang gak tepat siap-siap lapangin dada nerima kertas yang
penuh tulisan tangan itu dicorat-coret, terus kamu juga bakan dicercer
pertanyaan apalagi untuk tingkat satu, saran saya kuasain betul materi pemeriksaan
fisik, KDM, apa-apa aja yang ada dalam ASKEP tahap penulisannya dll.
*
Untuk siapapun PPS berikan
pengalaman yang susah dilupain, waktu saya jadi panitia pun begitu peserta PPS
banyak yang ngeluh eeeh tapi sekarang bagi mereka adik-adik tingkat, jadi mahasiswa DIII Keperawatan gak lengkap
kalau gak ngerasain tradisi PPS-nya kita.
Tapi yah... apa boleh
dibuat dan dikata, seperti yang Angga bilang “Kita udah ngusahain!”, pihak
kampus punya pertimbangan sendiri yang menurut mereka baik. Baik untuk peserta
PPS, baik untuk kampusnya sendiri, mungkiiiin baik juga untuk panitia yang
tenang telinganya dari serbuan senior hihihi.
Ah, kalau boleh angkat
bicara tentang tradisi PPS, tahun lalu selesai PPS 2013 saya dan teman-teman
dari KEMA (Keluarga Mahasiswa) sempat ngobrol serius tentang tradisi PPS-nya
kami. Positif dan negatif pasti akan selalu ada. Tapi wooow! Kampus extrem
sekali ternyata mengambil alih kepanitiaan PPS dari awalnya mahasiswa menjadi
oleh dosen. Jujur terkejut juga sangat malah, kabarnya panitia mahasiswa gimana?
Ngalamin ngajuin proposal PPS enggak? Kalau enggak tenang masih banyak kegiatan
lain yang bisa dilakukan, kan ada KEMA tuh buat acara aja di KEMA ;).
*
PPS ini sebagai pembuka,
nanti saya akan share juga pengalaman di KEMA, soalnya KEMA itu menjadi bagian
istimewa selama jadi mahasiswa DIII Keperawatan. Dan... saya dan teman-teman
tentunya ingin terus KEMA jaya.
Oke, selamat malam,
selamat beristirahat, selamat masuk di Karsa Husada khususnya prodi DIII
Keperawatan mulai Senin besok 24 jam harimu akan bergelut dengan kuliah-rumah
sakit dan ASKEP so jangan cengeng ya :P, selamat melewatinya, sukses juga, dan
do’akan saya ya semoga cepat dapat kerja hihihi.
Salam sayang dari yang
belum bertemu kalian :).