Pages

Cerita Barokah

Selasa, 21 Mei 2013

Bismillah..

Assalamualaikum selamat menikmati senja :D

Sore ini saya ingin berbagi kebahagiaan yang saking antusiasnya perut melilit karena dismenor sedikit jadi anastesi.

Well, yang pertama saya ingin memutar waktu ke 1 1/2 tahun kebelakang dimana saat itu saya mempunyai sebuah janji bersama sahabat seperjuangan Intan Rohaeni namanya. Janjinya itu berisi "Intan-Eno nanti harus naik podium untuk menerima beasiswa! Janji!" diakhir ucapan kami bersalaman erat sebagai penghapus kesedihan kami karena disemester pertama tingkat 1 bukan kami yang mendapatkan beasiswa. Suatu perjuangan yang mungkin tidak terasa, karena akhirnya kami memiliki jalur yang berbeda. Intan yang sangat fokus di akademiknya dan saya melenceng ke organisasi hingga disebutlah saya sebagai aktivis kampus, iya gitu ya? begituuuu lah kata orang karena di Tingkat 2 Semester 1 saya dibuat menganga tidak percaya ketika nama saya dipanggil untuk maju ke depan podium dan menerima beasiswa. Lantas hari kemarin, saya mendapatkan kabar dari kemahasiswaan yang saat itu mencari-cari Intan sahabat saya.

"Intan mana Intan mana...." Ujar kemahasiswaan yang datang langsung ke bestman kampus tempat berkumpul mahasiswa.
"Udah pulang, kenapa Pak beasiswa? Intan dapat beasiswa?" Seloroh saya tanpa titik dan koma
"Iya Intan, Retno kan udah giliran ya....." Jawab Kemahasiswaan, Pak Gingin ;)

Waduuuuh! senangnya bukan main...
Target bersama kami akhirnya tercapai, allhamdulilah.....

Ini dia Eno-Intan ;)

foto waktu semester 1 hihihi

april 2013

Selain Intan yang dapat beasiswa, saya mempunyai kabar bahagia yang sangat mengejutkan lagi.

Apa itu Eno?

Desi, Desi Nurhayati, Ecy sahabat saya Ecy Moment Juli besok akan melangsungkan walimahtul arsy. Subhanallah, jujur sampai sekarang kalau mengingatnya saya masuk suka merjap-merjap mata yang mendadak panas dan berair.

Allhamdulilah sahabatku,
Kau hendak menyempurnakan separuh dari agamamu, langkahmu ini adalah suatu pembenaran yang nyata karena hakikatnya perempuan akan lebih mulia dengan pendamping hidup yang menemaninya dalam mengarungi lautan cinta Allah SWT.

Ecy..... dengan nada cerianya Minggu kemarin berkata "Maaf ya duluan...."
Gak apa-apa Ecy, tapi ternyata saya ingin menuntut waktu bersamamu untuk hari-hari terakhir kesendirianmu hihihi maklum sudah berumah tangga mungkin akan beda rasanya ;)

Ecy ini untukmu yang saya kopas dari fb nya Bi Rani.

Mengantarmu menuju bahagia,
Mengucap janji suci di altar Ilahi,
Haru biru menyelimuti,
Gembira tak terkira menjalar d hati.
Tapi,
Sebersit kesedihan, sekilas melintas,
Saat ku sadar kau sekarang utuh penuh miliknya,
Kan hilang waktu kita tuk bercanda, bercengkrama.
Kan tiada lagi waktu & perhatianmu untukku.
Namun,
Demi bahagiamu, seperti yg slalu kupinta padaNYA.
Aku kan bahagia, untukmu


ketemuan kemarin, eno-ecy-apin-nyui where are you Eva?


Karena sahabat-sahabat saya sudah diceritakan sekarang giliran saya..
Semoga ikhiar saya dimudahkan oleh Allah, mendapat ridhoNya untuk menyempurnakan agama ini. Aamiin. 
Tapi khusus untuk waktu-waktu dekat ini rupanya saya sedang digerogoti stressor yang tingggiiii, proposal-proposal-anggaran-anggaran-sponsor-sponsor-acara-acara. Tapi SEMANGAT Eno...... 
Namun entah mengapa beberapa bulan ini jika mengenang Nabi kita Muhammad, hati saya jauh lebih sensitif. Inikah rindu Ya Rosul?


Untuk Rosul, 

Ya Muhammad Ayahku,
DI surga mana kini kau berada
Apakah kau rasakan gelombang rindu ini
Apakah langit menghubungkan tautan asa kita?
Ya Muhammad Kekasihku,
Andai aku hidup dijaman Engkau seperti apa kiranya kita bersua?
Apakah seorang ayah kepada anaknya atau sebatas hamba sahaya kepada tuannya?
Andai aku ini Fathimah, Muhammad
Andai aku bisa mencium tanganmu lalu duduk dihadapmu
Mengenangmu hatiku bergetar
Aku ucapkan asma Allah; Laillahailaulah Muhammadrosulullah
Linangan air mata basah dipipiku
Semakin aku selami Al-Quranulakarim semakin aku terhanyut oleh cintamu
Ya Muhammad, Ya Rosulullah....
Aku adalah salah satu umatmu yang kau khawatirkan di nafas terakhirmu
Aku adalah perindu yang menikmati rindu-rindumu
Aku adalah pecinta yang dimabukkan oleh lautan cintamu

Jemari dan Pena, Februari 2013

Senin, 06 Mei 2013

Bismillah..

Assalamualaikum.. 

Siang ini saya mau post puisi-puisi di Bulan Februari kemarin yang selama ini bobo tenang terus di folder laptop karna jarang dibuka dan dibaca lagi hihihi, maafkan empumu ini ya :D. Karna bulan Februari itu manis kaya yang punya huehee maka saya carikan pict yang sweet juga ;)
 

Cinta Hitam - 04 Februari 2013

Padahal lubang ini masih bernanah
Ditemaram senja yang mencari tahu kosidah harap
Demi sebuah hati yang menganga rindu dan gerimis yang datang kemudian
Ah lonceng dunia yang meninggalkan rintihan tanda permadani suci kembali tergores
Jika aku buka jendela kamar maka jangkrik pun akan tertawa sama seperti mereka yang buta hingga membuatku gelap
Teess! Dibalik kokohnya langit ada insan yang menangis diatas bantal bercorak pelangi, jangan paksa dia untuk tersenyum karena lelah yang mengikis jasmani dan sebagian asanya
Cinta,
Dia tahu bahwa kata itu bukan dongeng cinderella bahkan manisnya cinta telah diteguk lewat mug bewarna hitam
Cinta yang hitam aneh memang!
Namun nyata bagi mereka yang berduka
Memahat omong kosong yang dirasa nyanyian gemilang membawa angin segar bagi dunianya yang runtuh, 2 bulan kemarin
Namun meski sembunyi sangkaan waktu berkata lain
Hadapi! Berdiri!
Tak perlu risaukan cinta yang tak berbalas
   
Sepertiga Malam - 05 Februari 2013
Sekedar ingin menyapa tanah
Pada rembulan yang menghangat di balik risaunya burung hantu
Mengapa cepat pergi padalah sayup mentari enggan terlihat
Sesempurna inikah munajat hingga getaran asma lirihkan malaikat pemberi nikmat
Untuk sepertiga malamku,
Ini bukan batas hitam hendak mengabu karena ini sebuah peradaban
Dimana tanah mencium tanah
Tempat nenek moyang membuka mata dan insan terakhir menghembus nafas
Tertelan sepertiga malam perisai tubuhku bernada ikhlas memberikan semuanya;
Jantungku, paru, seisi volume darah, hingga sumsum tulang ini
Tak mengapa kain hangat itu berteriak lalu mengamuk dasyat
Toh tak ada yang tahu kapan Izroil membuka celah kecil jendela kamar
Ketika jaman purba tak mungkin terulang
Alfa Edison yang tak mampu memilih, pintar atau bodoh
Dan mutlaklah masa ini manusia singgah diujung lorong gelap dengan dua pilihan;
Taman Firdaus atau lembah Jahanam
Tuhan, untuk mengakhiri puisi ini patrilah harapku dilangit sana
Biarkan ruku dan sujudku di sepertiga malam tak usang hingga nafas terakhir penghambaanku kepadaMU

Batu Karas - Februari 2013
Tepat disana kala burung camar tak menampakkan eloknya
Nyanyian yang ku anggap pendusta
Disaksikan sang senja dalam ruang hampa aku ukir namamu pada keyboard rindu
Masih saja tetes embun yang bermuara di kelopak mata turut ramaikan asa yang kosong
Lalu, ketika pelan kaki menyapa pasir hitam teriak ombak menari bak balerina
Ayo...ayo....ayo......!
Disini tak akan terjadi pelepasan surat cinta dalam botol
Tak akan terjadi teriakan gersang yang memecah karang
Namun, satu syair cinta tertulis dalam masa terakhir
Seribu bayang terkenang dan satu wajah rupawan dengan kulit yang melimpah putih serta tangan kekar yang berangan sebagai pelindung
Bawalah pergi ombak secepat kau menghempas tanah
Sejauh samudra aku pasrahkan engkau
Temani dia ombak dalam pencarian dermaga keabadian seperti aku sekarang yang melepas belahan jiwa
  
Semangkuk Bubur - Februari 2013
Suara merdu membangunkaku pagi ini
Membuka korden coklat tua yang belasan tahun menempel disana
Sebuah ruang sunyi seketika memperjarakanku
Kenangan yang tak ingin terkenang bak layar film yang memaksaku untuk melihatnya
Diselingi kado kecil terbungkus kertas batik, hendak satu tahun dia berada disana dan 3 bulan ini tak pernah tersentuh
Membiarkannya usang oleh debu seperti sang pemiliknya yang rela membiarkanku terbisu
Dan langit pun mengerti padahal aku tak bercerita padanya, mendung
Kisahnya meninggalkan sejarah tentang cinta yang tak diridoi jaman
Tes! Kembali terluka pertahanan jiwa saat bendungan air mata tak dapat lagi disemai
Mungkin terlalu rapuh karena memang ujian ini tak pernah terduga
Mendaki ma`rifat sekarang tengah terjadi sebelum belati datang dengan tusukan
Aku senandungkan nyanyian asmara yang hanya merubah sunyi mejadi sepi
Dan di pagi, setelah semangkuk bubur dingin berkerak tersantap sebuah pesan membangunkanku jika inilah hidup,
Jadi santap saja!
  
Kaca Mata Tipis - Februari 2013
Duniaku kemari....
Penyair hendak membisikan kisah
Tentang adam dengan kaca mata tipisnya
Berdiri di balik dinding berwarna putih
Kemudian berlari dan meninggalkan patahan
Seirama harap merpati terbang hembuskan nada-nada surga
Lantas pinus di akhir Desember itu berbisik nyaring jika hati ini terpaut maka awali-lah
Harum pinus itu masih pekat dalam ingatan
Saat pukul 23.30 dingin malam berganti hangat oleh nasihat-nasihat elokmu
Aduhai! Inilah bait puisi yang penuh kenangan
Saat terkelabuinya mimpi oleh kebohongan orang-orang
Harapku nyatanya bukanlah harapmu, tersungkurlah kepalaku dibelahan duri
Di Februari ini aku melihatmu
Seperti tadi, kau kenakan batik ungu masih dengan kaca mata tipismu
Berjalan membelah keheningan asaku yang terdiam retak
Dan hujan meluruh disaksikan pohon tua berjambang dengan senyum tersumbar
Menjauhlah, awali dengan menjauh;
“Hidupmu-hidupmu dan hidupnya-hidupnya”

Jemari dan Pena, April 2013

Kamis, 02 Mei 2013


Bismillah..
Assalamualaikum

Selamat malam, selamat bercumbu dengan Mei :) semoga kesehatan, keselamatan, serta Ridho Allah melimpah di bulan ini sebagai penerang atas semua hajat yang dipinta. Barokallah.

Mumpung masih awal Mei, saya mau posting coretan-coretan di April kemarin nih :D, mau juga posting perjanan di Semarang dan Pelantikan KEMA tapi di pending dulu ah, sekarang mantra-mantra dulu ini aja ;).


Rembulan Perak 3 - 08 April 2013
Rembulan perak, petang ini aku ceritakan padamu perihal pemuda ajaib.
Buku,
Diantara ratusan buku siang itu aku lihat dia; memperhatikannya dari rambut hingga kaki, kaki yang tak beralas. Sorot matanya penuh binar mencermati kata per kata ucapan sang maestro jari. Ia tersenyum lalu kembali dalam dunianya tak lama air wajahnya berubah mendung namun tak lantas membuatnya berpaling. Ah siang itu menjadi hari dimana aku tak menikmati suguhan dunia pada secarik kertas karena cermatku tertarik padanya. Lantas esok, esok, esoknya lagi kembali dia duduk di lautan buku. Perpustakaan Umum Garut.
Dan rembulan perak, Senin minggu kemarin aku temukan dia. Bukan di ruang penuh ilmu lagi namun di belantara jalan raya. Dia duduk tepat dibawah tiang lampu merah yang berkelap-kelip secara bergantian. Masih sama tak beralas kaki. Bersama malam tatapannya kosong, kaos bewarna abu tipisnya mungkin tak menghalau angin namun apa yang dia rasa terhadap dimensi dunianya? Tanyaku penuh selidik. Dan, Rembulan perak tahukah engkau?

Bunda Pertiwi - 10 Apri 2014
Sahabat, taukah engkau?
Jika Bunda Petiwi ini dirundung duka..
Duka menganga yg hujamannya laksana belati
Menusuk dengan goresan dalam
Tanya aku sahabat, mengapa?!
Kau tengok saudara kota, adik dan kakak kita disana...
Diujung jalan tengadah tangan mereka terbuka
Berharap kepingan receh bermukim tuk hidup yang tak secerah mentari
Lantas, tulikah telinga kita mendengar senandung parau nyenyian mereka yang eluhkan egoisme zaman
Cukup pekakah hatimu sahabat untuk menghapis air mata Bunda Pertiwi?
Jangan bayangkan pahit getir para pejuang Negeri ini untuk kemerdekaan karena itu semakin menohok naluri kemanusiaan
Lapangkan pandang keilmuanmu sahabat agar Negeri ini tak terkoyak idealisme perusak moral
Agar Bunda Pertiwi tersenyum melihatmu kibarkan merah putih di dada dan pengisi dunia tahu jika Indonesia kokoh untuk berdiri dengan tunasnya yang peduli
Sahabat, gerbang kita terbuka...
Tumpahkan syikurmu atas karunia Sang Maha Esa karena disini kita bersama memacu waktu tuk menggapai kemuliaan hidup atas warisan ilmu yang tak habis direngkuh masa
Selamat melangkah dan selamat berjuang!
Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk sesamanya. 

Puisi Ingin - 11 April 2013
Rembulan perak,
malam ini aku ingin terbang dan tertidur di atas langit
langit yang mendekatkanku dengan Tuanku
andai Jibril pinjamkan sayapnya maka senyum ini akan abadi untuknya
ingin aku tatap mesra seraut wajah indah itu, wajah Kekasihku Pangeran pujaanku sepanjang masa yang rinduku tak akan habis untuknya
lalu aku ingin bersandar di pundak Bunda Khadijah meresapi belai lembut telapak sucinya
meski malam ini hujan namun aku yakin dilangit pelangi bersinar lantas kelopak optikus ini pejamkan lentera semunya hingga esok bersaksi bahwa ini bukan mimpi

Ballerina 2 - 16 April 2014
Siluetmu mengukir senja ditaman bunga berhias ros merah, kau tersenyum hingga nampak lesung pipimu yang menjadikan hari ini nyata bagiku antara naluri dan rasa yang datang dengan sembilu parau
Aku diatas bukit ini menatapmu tidak dengan harap karna seribu musim berganti cukup bagiku untuk mencintaimu dalam hati. Iyaaaa hanya hati karna bekuku untuk berucap
Kemana lagi aku suakan rinduku, jika rindumu kini telah berpenghuni seperti potret 2 insan ini yang bergambarkan kau dan cinta berijabmu. Tidak ada celah bagiku duduk diantara kalian selain ucapan selamat atas kebahagiaan. Aku simpan cintaku hingga menyerupai asoka di belantara hutan yang gersang atas hilangnya oase. "Terimakasih untuk bantuanmu, cepatlah kau kejar aku agar raja dan ratu kecil kita tumbuh bersama" kerlingan mata bulatmu mengakhiri senandung harapmu atasku. Oke, aku mengerti. Bye! Selamat tinggal lebih baik aku putar cinema motivasi agar virus Majnun tak menyerangku. 

Baling-Baling Bambu - 22 April 2014
7 manusia ganjil,
bukan kurcaci yang bermukim di rimba karena tubuhnya tak kerdil namun penuh dengan serat buah tangan
Tak ada bulan dan bintang namun ekoran lampu dari pemilik suaka bumi berderang
Tuhan, Maha Memahamikah Engkau? Jika tengadah kami barulah terulur sekarang
Erangan roh baik berteriak penuh pilu, tak ingin dan tak berharap hati meradang layaknya hepatitis B yang ranahnya tak terbeli injeksi mahal sekalipun
Kemudian kemana tampakkan angin yang katanya teman seumur hidup seperti Doraemon dan Nobita dengan baling-baling bambunya
Ayo, berbaik hati lah kalian pinjami untaian gerak beroda 4 ini dengan elektronik mutakhir sepanjang masamu, baling-baling bambu
Hhmmm atau kami yang harus mengalah duduk diam menjadi penurut penguasa jalan
Iya.... Ditengah macet
Cileunyi 02.43

Tidak Berjudul - 22 April 2013
Sebetulnya kau dan aku tercipta seperti sel darah putih dan merah
Sel darah putihmu sebagai daya imunku, bala tentara yang melindungiku dari serangan virus mematikan layaknya hidup ditengah kafasikan zaman yang bangunkan Dajjal dalam tidur pulasnya
Sementara,
Aku adalah sel darah merahmu
Penguatmu, pemberimu limpahan nutrisi bagai telaga bidadari ditengah hutan tropikal
Hakikatnya aku yang kaya oksigen ini memberimu nafas untuk kokohkan langkahmu di kerubunan masa yang batas hitam dan putihnya tersorot abu
Dan kita bersatu,
seirama dan sepaham untuk hidup mulia di pelukNya


Tidak Berjudul - 26 April 2013
Belumlah genap jarum pendek berdenting di kisaran 12
ketika erangan tak kasat mata bersembunyi di tingginya respirasi dalam hitungan lebih dari 40 kali per menit
takikardi berucap lemah tanpa isyarat sampaikan titah Tuhan
lantas Izroil terbang melintasi purnama dan kepakan sayapnya berhenti di altar Zambrud
hari ini aku beri nama keislahan tanah
karena dari sana kita terwujud dan kesana kita kembali lepas seluruh noktah duniawi
Inalillahi wainailaihi raji'un


Narasi Cinta - 28 April 2013
Aku tumbuhkan engkau dalam visualku hingga puisi rindu ini terpatri di padang luas langit venus
Aku ingin menulis puisi yang manis untuk mu yang wujud serta ada mu masih dalam genggaman Rabbiku
Lihatlah pundakku tersapu halus tangan lembutnya Bunda Khadijah yang tersenyum dan anggukan kepalanya berkata jika aku sanggup bertahan menantimu dalam taat
Wahai rembulan perak aku yakin kita ada di bumi yang sama, satu ruang, satu nafas dan satu tujuan; menggapai cintaNya
Apalah yang terjadi padaku saat ini atau saat yang lalu semoga menjadi sebuah pengantar kekokohan jiwa kita jika kelak perjumpaan dan perpisahan melengkapi narasi cinta cerita kita


Tidak Berjudul - 29 April 2013
Saat petir merah jambu menyambar, kita duduk berhadapan saling tersenyum dan menikmati kopi bersama, itulah saat pertama kita jatuh cinta
Baik ketika pagi engkau suguhkan kepulan asap panas dimana mataku masih berbuih mimpi, saat itulah jatuh cintaku berulang setiap pagi bersama kopi yang kita teguk bersama
lalu ketika deraan cemas, gelisah, tak tentu arah karna badai ujian menerpa saat itulah kau belai pundaku bersama hangatnya segelas kopi dan kita luluhkan gunung es bersama
lalu...
ketika waktumu tiba, keikhlasan cintaku terujikan dan kau terbang selamanya, aku kembali menuju tempat cinta pertama kita terlisankan bersama segelas kopi yang ku racik sendiri hingga tak semanis rasamu 


Tidak Berjudul - 30 April 2013
Bukankah pertama kali aku melihatmu, kau duduk dimeja harapan yang khusus dibuatkan untukmu dengan kemeja coklat susu serta kaca mata tipis yang menyembunyikan sejuta mimpimu
kedua kali aku melihatmu, disenja seperti ini kau masih khusyu dengan tumpukan buku serta layar komputer minimalis yang tetap menyala
hari-hari berikutnya sama seperti kali kedua; kau duduk dimejamu, aku ucapkan salam, menyimpan kertas2 lalu berkata "duluan Pak!" atau kau awali dengan pertanyaan "baru selesai?"
iya itulah masa kaku namun penuh kenikmatan
dimana aku tetap menjadi aku dan kamu tetap menjadi kamu yang dihormati
lain halnya ketika sekarang aku bercerita tentang sebuah kala yang membuat lubangan sendiri
black hole, uush terlalu kejam aku analogikan namun bukankah seperti itu?
aku menyisingkan tanda tanya: lubang yang tidak diciptakan olehmu, tidak pula olehku namun menjadi sebuah retakan
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS