Pages

Puisi Singkat

Senin, 29 Agustus 2011

Aku tahu aku mengagumimu tidak sesederhana ini.
Jika sering ku tuliskan lewat kata yg tak langsung kau mengerti, itu caraku.
Benar kata orang permainan hati membuat penyair tanggung seperti diriku ini terbanjiri abjad A sampai Z untuk dirangkai.
Puisi tersingkat untuk mengakhiri tegur sapa malam ini disela lantunan takbir selepas menghadapNYA.

Eno, Sanding 29 Agustus 2011
23.55

Jiwa Yang Bersetubuh Dengan Rindu

Rabu, 24 Agustus 2011

Beberapa kata aku ulang, kalimat yang aku hapus, dan akhirnya kertas putih yang aku ganti, tak seperti biasanya, kali ini sukar aku tuliskan rasaku…
Hanya jiwaku yang bersetubuh dengan rindu jelmaan ruang hampa yang kering bak kemarau di musim ini yang tak jua melambai pergi, tak seberapa hanya 9 kali 24 jam namun lamanya seolah Da Vinci memahat usia…sangat lama untukku yang rindu menghadapNYA.. 
Aku yang tak berarti melupa atas kodratku, aku yang tak berhendak ingkar dari syukurku, hanyalah aku yang ingin selalu di dekatNYA, lewat sujudku dalam waktu yang telah di tentukan…
Sekarang, Ramadhan tiba yang hendak menemui batas akhir.. bukankah di bulan ini seluruh umat manusia tengah berlomba mencari amal kebaikan lalu bagaimana dengan aku yang meninggalkan kitab bewarna emas itu? Di hari-hari akhir...
Yaaaaaa… aku cemburu jika ada yang lebih dekat dengan Engkau selain aku… tidurku seolah di sesaki rasa iri kepada mereka yang dapat terjaga di waktu Malaikat terbang mendatangi setiap kamar dan menemui lautan manusia yang tengah berzikir menyebut namaNYA, memohon ampunanNYA, serta mengharap MaghfirahNYA…
Jauhkan hamba dari golongan orang-orang yang merugi, ampuni hamba… sertakan selalu hamba dengan orang-orang yang bersyukur atas seluruh nikmatMU…

Malam Dalam Permainan Langit

Selasa, 23 Agustus 2011


Yang samar lentera neon putih itu menembus tipis ruang bewarna pelangi
Kerangka kayu berhimpit cermin yang tak bisa di pakai untuk berparas, setengah
sabit yang berdendang riak dengan gemulai menyunting puluhan bintang
syahdu kalian malam ini dan aku cemburu

Puluhan rol film kembali tayang, tak ada sketsa pembatas bahkan hanya sekedar
helaian tissue, tak satupun dari mereka kokoh menyeka
Aku beri tempat agar cepat usai, silahkan bermain sepuasnya aku sisihkan waktu
untuk mengenang

Tiba, aku hentikan.
Untuk ini scenario yang masih bertanya
Ah atau hanya aku yang tak puas, berseru dengan jiwa yang tak takkan melunak
Kalian, sisi hitam dan putihku siapa yang akan mengalah? Menerima satu lagi
torehan pena dari pemilik sang hati yang katanya tak dangkal

Dan demi empat purnama, seolah bulan yang tak berganti
Aku masih menunggumu, bulanmu diatas langitmu dalam putaran almanak hingga
akhir purnama kelima, InsyaAllah…

Beginilah aku mencintaimu, ku buat transparan
Tanpa rahasia dan pesan yang tersisihkan
Mengenal dirimu lewat angin, hujan, serta kemarau di sepanjang musim ini
Berteman dengan satu suara yang telah terpatri, untuk kamu dan aku walau satu
yang teryakini meninggalkan patahan, Oooouh mungkin aku yang tak berlapang

Setengah sabit dan bintang yang tak terhitung kalian saksi sajak ini
Barangkali hanya sekedar luapan senandung bahagia dan dukaku
Yang terakhir, sebelum ruangan ini berwujud sunyi
Mari bersama kita tutup mata, dalam ketenangan jiwa di sepanjang malam ini
Hingga permainan alam dalam balutan hitam terganti kuning keemasan esok hari


Eno, Sanding 22 Agustus 2011
23.50

Mengenang Purnama

Minggu, 14 Agustus 2011

Mei
“Coba lihat keluar, terang bulan…” Segera aku ikuti perintahnya, membuka pintu lalu menengadahkan kepalaku ke atas langit tak lama aku kembali masuk ke dalam rumah dan berhenti di ruang tamu meneliti kalender yang menggantung di salah satu sudut benar saja inikan sedang purnama.. ujarku dalam hati

Juni
“Gimana udah dengerin radio?” Tanyanya padaku
“Loh, acaranya cuma 1 jam?”
“Aduuuh maaf aku lupa, bukan dari jam 9 tapi jam 8…”
Aku hela nafas, berarti sajakku tidak akan mengudara malam ini. Setelah aku kirim penggalan sajak itu tak lama kemudian acara tersebut berakhir, yaaaaah padahal harapku dia mendengar sajak itu tentang purnama, tentang perbedaan, dengan judul sederhana.

Juli
Saat saling membisu, saat malam terasa sama, saat hari disesaki lantunan syair. Aku, Kau, dan Purnama.

Agustus
Caang bulan opat welas. Provider no signal.



Yang indah dari bulan walau jarak membentang namun masih bisa di saksikan bersama dengan keadaan hati yang mungkin sama mungkin tak sama
 purnama
Ramadhan 1432 H

Pacar dan Waktu

Sabtu, 13 Agustus 2011


Eh, kalo punya pacar itu hari kita full buat pacar?

Eh, kalo punya pacar itu berarti detik sampe menit semua waktu harus samaan sama pacar?

Eh, kalo punya pacar itu setiap hari harus barengan?

Eh, kalo punya pacar itu frekuensi waktu untuk orang-orang terdekat berarti berkurang?

Eh, kalo punya pacar itu kita harus nurut semua permintaannya, sampai-sampai orang terdekat jadi korban?

Jawabanku ENGGAK

Ah Eno, nasib pejomblo itu mah! So what???

Gak tau lagi ngenes, sakit hati atau apalah namanya yang penting tenggorokan berasa kemasukan batu, nusuk, tajem. Ngelus dada dulu. Setiap orang memang punya kepentingan serta kesibukan masing-masing yang tentunya berbeda satu sama lain, waktupun terkadang menjadi boomerang frekuensi pertemuan yang dirasa sulit, 24 jam yang di beri Tuhanpun terasa sangat singkat bahkan ketika waktu telah terencana semuanya bisa saja gagal untuk kepentingan yang lebih utama, pacar. Jalinan darah, kedekatan emosional yang nyata, teman berkeluh ketika dentuman orangtua menusuk telinga, bisa saja menjadi nomer 2 ketika yang disayang hati meminta tepat waktu untuk bertemu.

Oke, semua orang punya penilaian serta pandangan berbeda-beda tentang pacar, kekasih hati, yang bukan istri bukan suami. Tapi jika aku mendapat 5 pertanyaan seperti diatas maka memang jawabankku adalah TIDAK-ENGGAK. Bukan karena sekarang aku sedang sendiri, bukan pula karena aku kesepian dan merasa di nomer duakan tapi memang untuk aku pacar bukan sarana untuk melukai orang terdekat. Semuanya tersusun di tempat-tempat yang sudah mereka tempati sebelum kekasih hati datang. Entah karena hubungan terakhirku berjalan secara berjauhan, LDR. Garut-Jogyakarta, dengan kesibukan dinas di rumah sakit siang-malam, komunikasi yang tidak aku tuntut untuk selamanya harus bersmsan atau telfonan apalagi untuk bertemu setiap minggu, hingga akhirnya aku merasa seperti biasa ya sendiri dengan waktu penuh untuk keluarga, dan orang-orang terdekat. Cara aku, pandangan aku dalam menjalin hubungan mungkin memang berbeda. Yang penting jujur saling percaya masalah waktu bertemu gak jadi masalah.

Sekarang, berbahagialah orang-orang dengan status `single` nya walaupun tiap malam tidak ada sms-sms puitis, apalagi sekarang bulan puasa tidak ada yang membangunkan sahur atau mengirimi sms ketika bedug magrib, tidak ada acara ngabuburit bersama, atau buka bersama. Namun masih bisa membahagiakan seluruh orang-orang yang di sayangi serta menjadi waktu yang tepat untuk jauh lebih dekat denganNYA.

Cerita Bersama

Kamis, 11 Agustus 2011

Sepanjang hari ini sama seperti hari-hari sebelumnya. 24 jam untuk menunggu. Pagi hari ketika membuka mata setelah mengucap syukur masih di beri kesempatan menghirup udara, satu per satu anggota keluarga aku absain dan semuanya masih berjumlah sama seperti malam harinya saat aku pamit untuk melepas lelah, tunggu beberapa detik kemudian maka siluet itu akan hadir. Seperti itulah pagi hariku sama seperti pagi-pagi yang lalu. Sementara siang, beberapa jam kemudian hendak nampak. Sepanjang matahari berada tepat diatas ubun-ubun selama itu ingatanku mengudara pada langkah tegaknya, senyum manisnya, dan halus suaranya. Hingga malam berjumpa, gemuruh hati semakin tak berwujud jelas. Abstrak. Menatap gerak jarum jam, detik demi detik yang berubah 10 kali lipat lebih lama. Penantian hari, menunggu dering seluler yang tak kunjung bersua. Mustahil.

Aaaaaah tidak, betapa keberanian aku kerahkan untuk memegang benda itu. Sekarang tepat 2 jam sebelum waktu cinderalla pergi dari lantai dansanya. Satu hari ini sekali lagi sama seperti hari-hari sebelumnya seluruh tentangnya menari riang dalam ingatku sementara hal yang tak sanggup aku rasa adalah desiran hatiku. Jemari telah siap bekerja, mengetik sebuah nama panggilan. Untuknya dan untukku. Send lalu laporan terkirim segera terdengar. Aaaaaaah aku merasa kerdil, manusia terbodoh yang tak sanggup menyambut lembar berikutnya. Fikiranku berubah menjadi pilihan ganda, tidak lagi esay… Apa yang akan terjadi kemudian A-B-C-D atau E yang keluar, aku gundah saat ini maupun esok apa yang harus aku jawab ketika dia membalas pesan itu, betapa aku manusia yang tidak memiliki pekerjaan penting hingga malam hari mengirim sebuah pesan singkat.

Syuuuuut! Aku mendengar getaran, tidak mungkin dari oranglain. Itu yang aku tunggu sejak beberapa hari yang lalu namun ketika saatnya tiba seolah aku ingin berlari menuju dapur dan memecahkan gelas agar semua orang tahu apa yang aku rasa.

“Iya Neng? Waaaah kebetulan…” Teks yang aku baca, balasan darinya

“Kebetulan apa?” Balasku cepat

“Kebetulan, aku baru aja tutup laptop selesai tulis carpon (cerpen dalam Bahasa Indonesia) tentang kita eeeh tiba-tiba ada sms dari Neng”

“Mmmm pantas hari ini fikiranku tidak karuan..” Jawabku dengan guyonan

GLEEEEEK! Mata aku membulat hingga terasa perih, bukan karena panjangnnya hari saat aku menunggu namun kerendahannya memasuki duniaku. Dunia yang aku sebut coretan, aku tak bisa apa-apa selain mencoret dalam kertas namun dia panggil aku penulis. Dia dengan kesibukannya namun senantiasa menyisihkan waktu membuka blog ini bahkan ketika aku lepas dari dunia maya, dia hafal diluar kepala halaman ini. Dia pengunjung setia, pembaca setia yang bertanya “Bu Guru berapa nilai tulisanku??”. Aku terharu, tangisku saat ini adalah tangis bahagia. Dulu kekasiku pun tak tahu apa dan seperti apa kegemaranku. Sedih, ketika dulu aku mendapat pertanyaan “Kamu lagi apa?” aku jawab “Lagi nulis..” lalu yang aku terima kemudian “oooh….” Saja. Ibarat lilin tulis Bang Ades. Namun bagaimanapun dulu tetap ada ilmu darinya yang dengan gratis aku peroleh.

Terkadang aku berkhayal “kalo jadi pasangan, mungkin kita pasangan kompak” namun bukan itu kehendakNYA, di satu sisipun aku sadar seperti ini saja sudah bahagia apalagi lebih. Sang Pemilik seluruh Hati tengah menguji perasaanku, pertemanan dengan segala lika-likunya jauh lebih indah.

Akhirnya cerita itu kami selesaikan bersama, di share lewat Facebook, kalo mau buka disini...(jangan lupa log in dulu). Tulisannya kurang lebih 6 halaman jadi kalo ada yang minta di posting di sini harus kuat bacanya hihihi oh yaaa karena kami tulis dalam Bahasa Sunda sahabat-sahabat juga harus siap nerjemahinnya hehe atau aku diskusiin dulu sama orangnya takut keberatan kalo aku terjemahin, naaaah sekarang covernya dulu aja yang di pajang.



Itu picture pertama yang aku edit, tapi dia tolak dan langsung di ganti! Alesannya kenapa No? karena disana ada gambar cewek-cewek seksi, aduuuh beneran gak kefikiran sampe kesana dia emang paling gak suka sama yang kaya gituan tapi alasan aku juga kuat kok.. karena dalam pertemanan kami ada 3 orang teman dekat yang sangat berperan dari awal sampe sekarang.




Nah akhirnya dia ganti edit-edit, jadinya yang di atas deh… disana ada gambar sepeda
, wayang, buku, sama cewek berjilbab. Keempat symbol itu kami banget pokoknya! Hihihi

*Oooh ya ini cerita awalnya mau aku posting 28 Juli kemaren tapi waktu itu situasinya gak tepat, berhubung lapty udah gak sabar takut tumbuh jerawat jadi sekarang deh di kabulin, buat postingan ini juga aku buka lagi facebook buat sementara yang tadinya lagi adem ayem tutup akun :)

Firasat Perempuan

Minggu, 07 Agustus 2011

Rabb...
Ada apa dengan getaran ini..
Dingin, seolah hamba tak bisa menghembuskan nafas untuk beberapa detik kemudian..
Bahkan gemertak gigi terdengar hingga ujung telinga..
Sementara jemari berperang hebat dengan nurani,
Yang aku yakini nuraniku sebagai perempuan..

Rabb…
Apakah ini hanya sekedar firasat..
Atau rasa cemburu yang Engkau Anugrahkan pada setiap ciptaanMU..
Engkau lebih tau apa yang hamba rasa..
Ampuni hamba, ampuni hamba..

Wahai Akhi…
Lelaki sederhana dengan akhlak yang terjaga serta pintar pekertinya yang senantiasa aku sertakan dalam sujud panjangku, satu lagi kau torehkan warna dalam hatiku namun jangan kau fikir saat ini aku tengah bersedih, aku bahagia Allah Sang Pemilik Seluruh Hati kembali memberiku ujian yang sangat ringan namun terasa berat untuk aku yang baru menitik tangga milikNYA. Melawan perasaan ini yang tak lain hanyalah penyakit kotor. Aku tidak mau perasaan yang selama ini aku jaga untukmu ternodai hanya karena firasatku. Namun jika memang ini benar dan aku cemburu, maka aku adalah perempuan yang sangat salah. Aku tidak pantas. Maafkan aku. Seharusnya aku bahagia, seseorang disanapun menyayangimu menyertakan namamu dalam pengharapan doanya. Esok lusa jika waktunya tepat, maukah kau tau tentang mimpiku? Ketika aku hendak menyerah..

Rabb…
Hamba serahkan perasaan ini kepadaMU
Jika terkadang hamba mengharapkan perasaan kami sama maka ampuni hamba
Yang hamba rasa tak lain bersumber dari kodratMU

Rabb…
Jika kelak kami benar-benar berpisah
Hamba titip rindu hamba untuknya
Lapangkan hati hamba, beri hamba keikhlasan

Ya Akhi, sahabatku...
Kau lelaki luar biasa, bukan rupa serta apa yang telah Kau beri yang senantiasa hadir dalam ingatku namun karena beberapa hal yang mungkin telah kau ketahui betul.. Jika dulu sering Kau berkata “Di atas langit masih ada langit…” maka jika firasatku benar kata-katamu pun terbukti kebenarannya, ada seseorang yang jauh lebih baik segalanya. Namun ijinkan aku untuk mengurai kebahagiaan perasaanku setelah tulisan ini, yang aku sebut dulu tidak tepat  waktunya. Kembali tentangmu. Tolong terima maafku…

Rabb…
KepadaMU hamba berserah, dengan penuh kerendahan hati, hamba mohon..
lindungi hati hamba, lindungi hati kami, sertakan kami dengan orang-orang yang sholeh dan sholehah..


Terimakasih untuk hari ini, pertemuan sore tadi, celoteh beberapa jam yang lalu, serta coretan ini kelak akan menjadi untaian kenangan

Rindu Khatulistiwa

Kamis, 04 Agustus 2011

Jangan kira ini indah
Menghapus keringat di tanah lain
Aku berangkat dengan harap
Jangan fikir jika aku pulang sudah tak cinta

Jingga sangat jauh
Bahkan mentari tak terlihat
Masih saja menemaniku redupnya malam
Dan kaktus berduri jarum

Tunggulah sedetik sayang…
Bahuku sedang menimbang
Lari atau diam!
Sementara gejolak rinduku pada khatulistiwa tak terukir


Eno Sanding, 15 Mei 2011



Sekitar 3 bulan yg lalu aku tulis, sekilas datang di fikiran setelah baca halaman pertama buku berjudul “Keranjang Air Mata” Kumpulan Surat TKW Indramayu. Puisi aku gak sehebat lagu karya Masbro tapi mungkin apa yang kita rasakan sama saat menulis, dada bergetar.

Yuuuk Sahabat sekarang apa kata kalian? 

Kata Sosial satu

Rabu, 03 Agustus 2011

“Retno semangat belajar” Ibu Deasy

“Tambah sholeh ya jangan pernah menyerah!”  Siti Fauziah

“You must go on love you” Yessy Laras U

“No, jangan menyerah!” Evaliana

“No, maaf suka ngomong kasar” Rini Y

“Eno, jangan menyerah kalo punya keinginan” Dea Anisa

“You are smart girl, lebih ceria lagi” Bairi Satria

“Eno Cullen semoga jadi nyonya Cullen haha” Desvi Ryanti

“Selalu giat belajar dan shalat” No name

“Eno Cullen sukses ya… jangan pelit-pelit sama aku hehe” Nova Oiink

“Eno, jangan mengeluh hidup itu adalah perjuangan, kita hidup penuh pengorbanan, kita berawal dari kegagalan dan berakhir dengan kesuksesan. Jadilah mutiara di dasar lautan yang susah di dapatkan dan mahal harganya, janganlah seperti bunga di pinggir jalan mudah di dapat dan dicampakkan” Urfani Ayuningtias

“No, jangan pernah berubah” Yogi Muhammad F

“Eno semangat ya, ilmu semangat, cinta semangat” Putri I Santanu

“Eno Cullen semangat ya moga cita-cita kamu tercapai amin…” Melisa Pratiwi

“Eno jangan pernah menyerah” Afina Jannatunnisa

“Masa depan masih panjang, jangan larut dalam problematika cinta” Hikmat Hamzah 

“Eno pokoknya juara!” Imam 

“I Love Eno” Wien Ayu

“Jangan menangis karena cinta, suatu saat cinta yang akan menangis karena telah menyakitimu, love u” Desi Nurhayati

“Sayang, berjuang terus ya…” Ghea J

“Semangat Eno!” Ranti Eka P

“Retno jangan pernah putus asa dalam melakukan apapun! Karena apabila kamu putus asa kamu akan mendapatkan hal yang buruj! Ayo semangat” Husnudin Azmi

“Retno semangat U the best” Lira Nabila P

“Ayo No semangat kita sama-sama belajar karena kita bestfriend…” No name

“Hidup adalah anugrah” Bobbi Dio

“Moga berprestasi di kelas dan sekolah” Fahcri Abe

“AllahuAkbar! No, jadikanlah masa lalu sebagai cerminan di masa yang akan datang, tingkatkan prestasimu sayang…” Siti Adillah

“Eno berjuang dan semangat” No name

“Jangan menyerah sampai akhir, ini baru permulaan kita belajar” Firdaus Akbar

“Sakit hati emang udah biasa, tapi aku salut kamu dapat memisahkan urusan hati dengan belajar, semangat!” Nursaidah

“Eno jangan di keluarin lagi, ngisinkeun!” Abdu Robi


Nah, yang di atas itu kalimat-kalimat manis dari para sahabat Sosial 1 Merdeka 91 SMAN 1 Garut, kurang lebih 2 tahunan yang lalu waktu masih duduk di kelas 2 semester pertama. Kegiatan yang di lakukan oleh Guru PKL pelajaran Bahasa Indonesia yang saat itu terakhir mengajar di kelas kami. Kami diberi kertas payung bewarna putih yang kemudian di tempelkan di punggung masing-masing dan setiap orang wajib menulis kata-kata apapun bebas di kertas temannya, dengan peringatan dilarang menulis kata-kata kotor. Kebetulan kertas itu masih aku simpan sampe sekarang, aku pajang di pintu kamar buat kenang-kenangan kalo kangen sama tulisan temen-temen sekelas bisa di tongkrongin sebelum tidur hehe. Kalimat-kalimat yang di tulis memiliki sejarah loh buat hidup aku di masa lampau, mau tau??? Baca sampe selesei deh hehe :D
  •  Semangat-jangan menyerah-cinta
Mengapa hampir semua tulisan teman-teman terdapat 3 kata itu? Jawabannya karena dulu aku baru saja putus cinta dari pacar pertamaku hahaha, pacarannya lumayan lama sih hampir 2 tahun jadi waktu putus pusiiiiing banget tiap hari datang kesekolah mata bengkak tapi karena patah hati juga semangat belajar aku jadi naik ke level lebih tinggi dan tanpa disangka-sangka aku jadi masuk rangking hihihi
  •  Eno Cullen
Tau dong, si vampire ganteng khayalannya Stephanie Mayer, nah waktu itu aku ngefans berat dan semua serinya berhasil dilahap, sampai akhirnya nama facebookpun berubah menjadi: Eno Cullen Calon Menteri Ekonomi. 
  •  Jangan di keluarin lagi
Itu pengalaman pertama selama sekolah dari TK sampe SMA, mungkin Bapak Gurunya salah liat atau apa. Pelajaran Beliau seperti biasa berjalan hening, karena semua angkatan tahu jangan macem-macem kalo lagi belajar sama beliau, apa aja bisa terjadi. Nah ini, teman sebangku aku serta kedua teman yang ada di belakang tengah asyik memperhatikan sesuatu sambil ketawa-ketiwi pelan, karena terpancing akupun ikut senyum, hanya senyum doang beda sama ketawa! Looooh jadi aku yang kena getahnya, langsung di suruh keluar kelas dengan kata-kata manis nan menusuk di ujungnya. Haduuuuuuh pengalaman ya -_-`

Sekarang ini dia sahabat sosial 1 :)

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS