Pages

Ke Lain Hati :p

Minggu, 31 Juli 2011


Kamu buat aku bahagia
Namun tak jarang aku sedih karenamu
Demi kamu, aku berusaha sabar
Kamupun ajari aku tentang keikhlasan
Namun kamu memaksa aku untuk mendua, yaaa sudah aku lakukan
Dan sekarang aku minta kita putus…
Huh provider kamu tidak berprinsip!

Mau bilang ganti nomer aja pake kata-kata ribet segala hihihi gak apa-apa ya di improve dikit :p

Ahhhh pokoknya kegalauan ini harus cepat-cepat berakhir dan akhirnya setelah memutar kepala beberapa minggu, nebeng pake nomer bebas yang ada di rumah, sekarang keputusan aku final untuk ganti nomer handphone walaupun nyebarinnya agak-agak males tapi itu lebih baik (mungkin) dari pada uang jajan tiap hari habis cuma buat beli pulsa… halaaaah belom kerja cin! Kalo udah punya penghasilan sendiri sih gak masalah hehehe. Dulu waktu masih sekolah SMA temen-temen sekelas panggil aku `juragan pulsa` yaaa karena dulu aku jualan pulsa, pengalaman seru jualan pulsa di kelas meskipun banyak sebelnya wkwkwk iyalaaaah beli pulsanya kapasitas maksimum anak SMA bayarnya bisa sampe 3 minggu, apalagi cowok susaaaaah banget harus teriak-teriak atau main kucing-kucingan dulu tiap kali jatuh tempo buat bayar. Tapi sekarang keadaannya terbalik 360 derajat, yang dulunya adem ayem gak mikirin pengeluaran tiap minggu eeeh sekarang mulai kerasa sebelnya. Nomer yang aku pakai emang gak ada gratis-gratisan tapi gak masalah wong aku jarang smsan apalagi telfonan nah yang bikin ngenesnya itu setiap kali isi ulang langsung abis setengahnya gara-gara dateng info-info selebritis yang masuk. Pasti mikirnya aku ini langganan Reg Bla..bla..bla…kan? haduuuuuh  enggak, gak ada kerjaan banget ikut kaya gituan tapi gak tau itu info datengnya dari mana…. Kalo tiap hari harus isi ulang gara-gara pemakaian sendiri sih gak apa-apa nah coba kasusnya kaya yang diatas mubajirkan??. Setelah mantepin hati akhirnya kemarin sore aku beli nomor baru dengan provider yang berbeda, ada rasa gak enak juga 3 tahun setia pakai provider yang hari terakhir ini aku pakai sekarang harus berpindah ke lain hati tapi apa boleh buat rasa nyamannya ilang, mudah-mudahan yang ini cocok deh.

Oooh ya tadi udah mulai terawih, mohon maaf lahir bathin semuanya, semoga Ramadhan tahun ini kita semua mendapatkan berkahNYA serta seluruh kebaikannya sampai di Syawal hingga seluruh bulan yang akan datang…

Selamat malam, mimpi indah semuanya :)

Mana Senyummu Sahabat..

Kamis, 28 Juli 2011

Sahabat,
Degup jantungmu mungkin tak seperti malam sebelumnya, ada gusar yang mengiringi ketika tarikan nafas kau buang. Selintas ada tanya “Mengapa seperti ini?” namun kau mengerti lebih dari tahu jika Sang Pemilik Nikmat tengah menatap lembaran ujimu, hingga kau dapat naik satu tingkat untuk sebuah keikhlasan, arti nyata dari kesabaran, dan rasa syukur milikmu halal karenaNYA.

Sahabat,
Memahami sebagian dari perjalanan, kau tinggal dalam sebuah keberuntungan namun lepas dari jangkauan mu, jangkauan ku, jangkauan kita semua, hidup mereka yang mengais nikmat dengan dengan tangan besi tajam walau Tuhan menuliskan api untuknya kelak. Jika Qisas berlaku di Negeri Nabi, tanah air kita baik hati untuk mengampuni namun sayang para pemimpin surut mata untuk memberi solusi.

Sahabat,
Haruskah kita menunjuk wajah para penguasa itu, memohon lapangan untuk mengais rezeki, membujuk motivator untuk memberi semangat, meminta pelatihan keterampilan jemari, lalu berteriak “Hey lihat kebawahmu!”. Kau, aku, kita semua jengah dengan tontonan kriminalitas, namun kau dengan cita yang melambung dalam asa, bermimpi dalam genggaman, nyata untuk kau raih, sama dengan aku dengan kita semua demi bumi pertiwi untuk sebuah kemakmuran.

Sahabat,
Lepaskan gusarmu namun jangan hilangkan senyummu, jika itu terjadi maka aku akan dimakan pilu. Mungkin terlalu mudah aku berkata namun bukankah kita tengah memahami milik kita adalah titipanNYA, selamat kau naik satu tingkat untuk kebaikan. Satu puisi sederhana untukmu, aku tulis kemarin malam sebelum menutup mata. 

Selamat Malam

Tidur nyenyak.. Tidur nyenyak..
Siapkan mimpi manis yang hendak berlabuh
Jangan ragu pejamkan mata tutup harimu
Untuk semangat dihari esok..

Tidur nyenyak.. Tidur nyenyak..
Walau di langit bulan sabit namun purnama tetap menatapmu
Memilah angin dingin agar hangatnya hujan malam
Menjadi selimbutmu..

Tidur nyenyak.. Tidur nyenyak..
Walau jarak semakin jahat
Namun waktu tahu
Aku tetap mengingatmu..

Malam ini

Eno, 27 Juli 2011
23.40

 
Sekilas seperti coretan anak kecil dengan rangkaian kata yang umum di dengar namun tidak semudah itu aku tulis, di dalamnya ada hati yang bermain.. 

Semangat, aku ingin lihat senyummu :)

Little Uncle -- Arba`i Effendi

Minggu, 24 Juli 2011


19 tahun kemudian
 Arba`I Effendi.. Temen, sahabat, paman, lelaki terdekat waktu masih baby, kita cuma beda 1 tahun. Dari kecil sampe kelas 2 SMA tinggal serumah, aku panggil dia Pendi termasuk di sekolah yang buat temen-temen ngerutin keningnya setiap kali aku ketemu atau ngobrolin dia “Pendi siapa??” maklum di sekolah adik-adik kelasnya yang jadi temen-temen aku hampir semuanya panggil dia Akang Arba. Aduuuuuh bangga lah punya paman kaya dia mah, semangat 45 kalo udah ngobrolin hahaha, anggota organisasi yang jadi rebutan DKM ( Dewan Keluarga Mesjid) sama OSIS, pokoknya waktu sekolah banyak orang yang gak nyangka aku ini keponakannya beda 180 derajat, maklum kelas 1 dan 2 aku masih selengean belum kefikiran buat bener apalagi kaya sekarang jauuuuuuh! Beda sama Arba yang udah sholeh, pinter, cakep lagi hehe yang semenjak masuk SMA ikut organisasi itu-ini. Jiwa kepemimpinannya emang udah keliatan, apalagi kalo udah ngobrol hati langsung adem-ayeeem, makanya gak aneh kalo banyak yang curi-curi perhatian sama dia tapi sampe sekarang belum ada cewek yang berhasil ngerebut hatinya (mungkin), dulu suka sih di goda-godain ada yang nitip salam atau yang keliatan deket di sekolah tapi respon dia cuma senyum-senyum doang sambil bilang “aaah eno mah….” Makanya kalo urusan hati dari pada gondok lebih baik diem kecuali kalo aku yang curhatnya. Masih inget waktu kecil, dari bangun tidur sampe tidur lagi barengan bahkan kalo tidur satu kasur pasti nempel, di pelukin haahaa tapi itu dulu, masuk SMP udah sama-sama ngerti. Waktu kecil akur sama berantemnya 50:50, seriiiiiiiing banget berantem tapi udah gitu main monopoli bareng lagi, main bola bekel sama cangkukan juga sama dia loh… merangkapkan? Hehe, nah sekarang kita mainannya semangat-semangatan, pokoknya harus sama-sama lulus Cumlaude deh amin… Oh iya, Pendi lanjutin di Politehnik Bandung jadi frekuensi kita ketemu jarang banget. Tapi sekarang 24 Juli dia ulang tahun… happy b`day pendi…happy b`day…happy b`day…happy b`day Pendi… wilujeng tepang taun, semoga segala nikmat semakin di tambahkan, hajat di cukupkan, urusan dunia serta akhirat di sempurnakan…
Masih unyu-unyu Mamah Eno-Mamah Pendi


Cakepnya udah keliatankan?


Sukses semuanya, I love u so much little uncle…

Jingga di Bahumu

Senin, 18 Juli 2011

Jingga di bahumu
Malam di depanmu
Dan bulan siaga sinari langkahmu
Teruslah berjalan
Teruslah melangkah
Kutahu kau tahu
Aku ada
Dewi Lestari

Kumpulan cerita yang ku dambakan jauh-jauh haripun sudah tak menggugah gairahku untuk ku baca sementara mata telah hilang minatnya untuk berlayar ke alam mimpi selepas sujudku 2 jam yang lalu. Kamu ini, layaknya ballerina bersayap dalam bentuk adam menari pelan kemudian sesekali mengibarkan sayapmu dengan halus dalam fikirku. Yaaaa… jika kamu penari maka tarianmu amat lama namun sangat indah aku saksikan, hingga aku berharap waktu tak akan berhenti berputar hingga aku dapat menebak kapan musik pengiringmu berhenti mengalunkan gerak langkahmu. Aku tutup buku bersampul hijau pinjaman sahabat dekatku, aku lebih memilih untuk mengingatmu karena dengan itu akan keluar puluhan hingga ratusan kalimat yang hendak menjadi rangkaian cerita untuk ku bagikan. 

Beberapa jam yang lalu banyak celoteh yang keluar dari jemari tanganmu, aku baca, lalu senyum terkadang hingga tertawa, saat seperti itu yang aku rindukan, walaupun hanya bermain kata-kata namun itu denganmu yang aku anggap istimewa. Tidak mungkin tak ada kesan jika saat ini aku masih mengenang dan senyumku seolah belum raib oleh jam dinding yang masih semangat untuk berdetik. Di dunia ini tidak ada yang sendiri, bahkan perasaan pun tercipta secara berpasangan. Terkadang aku bahagia disaat duka, dan aku sedih disaat suka. Semoga Allah mengampuni dosaku, tidak ada maksudku untuk tidak bersyukur atas seluruh nikmatNYA.  

“Itu yang aku maksud pandangan untuk masa depan…” Ucapmu beberapa bulan yang lalu 

Dalam sebuah pesan elektronik kamu ungkapkan seluruh hal yang menjadi pertimbanganmu sebelum memutuskan untuk menjalin hubungan lebih dari pertemanan, kamu ini luar biasa! Selain pacar pertamamu dalam seragam putih merah dulu tak ada lagi perempuan yang mengisi sebagian hatimu hingga saat kita bertemu. Banyak hal yang telah kamu korbankan untuk cita-cita yang telah terpatri. Karena waktu pula aku tidak menemukan celah dimana aku bisa tidak kagum terhadapmu. 

“Kamu sayang aku?” Tanyaku suatu malam memberanikan diri setelah waktu perpisahan untukku terjadi

“Maksudnya???” Balasmu balik bertanya… kamu tidak mengerti maka akan aku perjelas hingga memudahkanmu untuk menjawab

“Apakah sayangmu kepadaku sama seperti sayangmu kepada sahabat-sahabat terdekatmu?” Yaaa.. karena atas jasa mereka kami saling mengenal, maafkan aku telah menyeret nama kalian untuk sebuah kejujuran

“Iya sama…” Jawabmu singkat, lalu kamu utarakan seluruh hal yang telah kamu lakukan untukku yang tak lain adalah perteman biasa namun sayang aku bukan perempuan bodoh hingga tidak bisa mengartika sebuah perlakuan. Singkatnya, aku tahu semua yang kamu lakukan untuk kebaikan, sebelum perasaanku terlampau jauh.

Kesempurnaan rupamu serta kemurahan lakumu, bukan menjadi titik dimana hatiku dibuat lirih olehmu. Aku bukan perempuan cantik hingga bisa bebas menginginkan pasangan dengan kriteria rupa seperti apa, aku pun bukan perempuan matrealistis yang bisa luluh karena materi dan pemberian, yang aku cari, serta siang-malam aku sertakan dalam permintaan doaku Tuhan yang Maha Baik wujudkan dalam wujud pemuda sepertimu, Lelaki berakhlak baik serta pintar pekertinya…

“Haaaah ternyata yang aku rasakan, dia rasakan juga???” Teriakku membulatkan mata setelah seorang sahabat menceritakan tentangmu, lihat baikkan temanku? Kamu ini… dia saja bisa jujur

Awalnya aku kira, setelah perpisahan hubungan kamipun hilang namun ternyata tidak.. kata orang itu ikatan batin.. ketika kita mengingat seseorang maka seseorang itu akan ingat kepada kita atau bisa sebaliknya. Ini sudah terjadi hampir 1 bulan ½ ini.. yang lambat laun aku tahu lewat seluruh pembiacaraanmu di belakangku, kamupun merasakan apa yang aku rasakan. Tak ada pelarian yang bisa aku lakukan ketika bayangmu hadir di malam-malam panjangku selain menangis, memohon petunjukNYA, serta menulis.. bahkan jika aku baca surat elektronik beberapa bulan yang lalu perasaan: kagum, bahagia, sedih, rindu, bahkan sakit tetap aku rasakan…

Aku masih ingat hingga sekarang, kurang lebih kamu berkata “Berdoalah kepada Allah, karena jika kita tidak melakukan hal itu bukankah kita termasuk orang yang sombong?”.. SubhaAllah.. aku selalu berfikir, Seseorang itu ada di depan mataku namun sangat sulit untuk aku gapai… Dulu, sekitar bulan Maret akhir atau April awal sebelum perkenalan ku dengan mu, aku baru ingat sempat menulis kalimat ini di salah satu jejaring social : Sehalus sutra tutur tingkahnya, sekokoh baja keteguhan imannya, mensucikan yang hendak menjadi halalnya. Kata orang itulah lelaki idaman. Mungkin disinilah letak kekuasaanNYA, sampai saat ini aku tak pernah percaya dapat bertemu denganmu, mengenalmu hingga seperti ini.. Aku tak kuasa jika mengingat seluruh pintaku agar Dia mempertemukanku dengan lelaki yang baik akhlaknya serta pinta pekertinya.. 

Aku terbuai oleh keshalehanmu, tingkah laku serta tutur katamu. Betapa bahagia serta bangga orangtua serta adik-adikmu memiliki putra serta kakak sebaik dirimu.. Selalu kamu meminta maaf karena telah menyakitiku, memberi harapan-harapan, namun selalu pula aku tak ingin  mendengarnya. Karena kehendak serta kekuasaanNYA kami bertemu maka atas kehendak serta kekuasaanNYA pula kami berpisah.. itu yang aku tanamkan untuk mengokohkanku walau terkadang hati aku limbung, karena masih menanti kejujuranmu.

Aku yakin, karena kekokohan doa, serta satu sujud yang sama yang membuat kami berada dalam perasaan yang sama pula walau di hadapku mulutmu selalu membungkam. Tidak ada lagi jeritan untuk menyerah atau bertahan, biar..biar.. aku jatuhkan pilihan untuk tetap seperti ini mengikuti alur yang telah ditetapkanNYA untuk kisahku dan kisahmu, untuk kisah kita. 

Sepenggal di cerita ini terlalu sulit untuk aku beri judul, biar saja seperti itu hingga aku temukan kata yang tepat untuk melengkapinya..

Aku, Kau, dan Purnama

Jumat, 15 Juli 2011

Andai purnama bertanya “Gadis, bagaimana perasaanmu ?”
Sungguh akan ku tangkap hembus angin untuk mengukir hatiku pada giok bewarna abu agar semua tahu

Ini bukan sebuah puisi apalagi syair dengan kata manis
Hanya coretan nyata lirihku pada pena yang kunjung merintih untuk ku tulis

Menerka sebaris isi hati yang penuh misteri
Kepalan pahatan nanah dalam batin yang hendak bewarna merah
Tolong ku pinta hanya kejujuran sebelum nafasku berhenti dan semua berakhir

Kau, seindah sulaman tunik kain sutra berbaris lentera safi
Parau nian kurasa kala siluetmu lambat tersapu waktu

Dan Aku, dalam tanjung asa hawa tebaran kasih raga yang nyata
Menanti halus buliran sukma 


Malam seperti biasa, 15 Juli 2011
00.04

Untuk Sekolah Nafas Terakhirku…

Kamis, 07 Juli 2011

Prolog…



“Seperti yang diberitakan, bahwa angka kenaikan pengemis tepatnya di daerah Jombang, Jawa Timur melonjak ketika liburan sekolah tiba. Para pengemis tersebut terdiri dari Ibu serta anak-anaknya. Miris sekali mendengarnya, ketika hampir seluruh anak-anak di Indonesia sukacita menyambut liburan sekolah yang mengisi waktu libur mereka dengan rekreasi, berkumpul bersama keluarga, mengunjungi area bermain outdoor maupun indoor namun ternyata ada fakta yang muncul bahwa segelintir anak-anak serta para Ibu di beberapa daerah tertentu turun kejalan untuk mengemis, agar bisa membeli seragam sekolah baru. Benar yang disampaikan stasiun TV tersebut: Lalu, bagaimana dengan UUD BAB XII PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PASAL 31 ayat 2 serta UUD BAB XIV PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PASAL 34 ayat 1. Disaat, Indonesia tengah gencar dengan pemburuan sang `Udin Sedunia` yang sekarang entah berada dimana, kasus surat palsu, suap-menyuap, yang mengerucut pada tindakan korupsi.”

Untuk Sekolah Nafas Terakhirku…
Adi…

Pagi ini matahari sedikit bersembunyi, tetes-tetes kecil air dari daun kuping gajah milik Emak masih turun ke lantai pelur warna hitam semu abu pekarangan rumahku. Semakin dingin terasa udara ini, semakin pula aku tenggelam ke alam mimpi dengan bantal yang sudah hilang kenyamanannya serta selimbut lusuh yang entah kapan mau Emak ganti, kalau bukan karena hujan tadi malam mungkin aku tak akan berlama-lama disini dikerumuni rasa malas karena hangatnya yang begitu memabukkan.

“Adi…” Teriak seseorang dari luar yang tak lain adalah Emakku, aku lihat jam yang menggantun di dinding batubata tak bercat yang berbeda dengan di rumah-rumah pada umumnya, pukul 7 lebih beberapa menit. Aku menguap lalu sesegera mungkin membereskan selimbut bercorak harimau warna coklat di tempat biasanya sebelum teriakan Emak kembali terdengar

“Iya Mak, belanjaannya banyak?” Tanyaku keluar dari kamar

“Beresin di warung Di!” Perintah Emak lalu pergi menuju dapur

“Kok banyak tanah gini Mak, kotor” Ujarku menatap segan belanjaan Emak dari pasar

“Kalau gak mau kotor, belanja di minimarket! Tadi subuh aja masih hujan, panteslah gitu juga!” Sahut Emak dari dapur setengah berteriak. Tak banyak bicara lagi, aku angkat dua kantong keresek besar bewarna hitam ke warung, kantong keresek itu berisi makanan ringan atau lebih tepat jajanan pasar sementara kantong keresek lain berisi makanan mentah seperti ikan asin, ayam, tulang-benulang sapi, tempe-tahu, serta sayur-mayur yang sudah dalam kemasan contohnya: jamur, jagung semi, jagung manis, cabe merah, kentang yang sudah di kukus, wortel, dan masih banyak lagi, terakhir sisanya berisi bumbu-bumbu untuk memasak. Lalu keranjang biru tua teman Emak berangkat ke pasar yang masih belum aku bawa ke warung berisi sayuran hijau, kangkung, bayam, beserta sobat-sobatnya. Betapa hebatnya aku ini, calon bapak rumah tangga yang baik dengan mimpi sekolah setinggi-tingginya…

****

Emak…

“Assalamualaikum Adi….” Salam seseorang dari luar

“Di, temen-temenmu dateng ya?” Tanyaku lalu membukakan pintu

“Pagi Mak, Adinya ada?” Tanya Icha teman dekat Adi di sekolah setelah mencium tanganku

“Ada di warung… ayo masuk!”

“Yang kesini cuma Icha aja Mak!” Seru Adi setelah melihat aku dan Icha menghampirinya, beberapa menit kemudian aku lantas meninggalkan mereka untuk kembali berkutat dengan nasi yang sedang di nanak di dapur

“Teman-teman yang lain sudah daftar sekolah loh Di! Kamu tau gak? SMA Negeri yang paling bagus itu malah sekarang ngadain testnya…” Ujar Icha yang sedang membantu Adi mengeluarkan isi belanjaan

“Sayang ya Di! Cita-cita kita sekolah disana gak kecapean, sekolah bagus pasti prestasi muridnya juga oke-oke…” Lanjutnya dengan nada menyesal

“Loh emangnya kalo gak sekolah di sekolah unggulan gak bisa punya prestasi oke juga? Cha, lebih baik jadi kepala kucing dari pada ekor harimau, yang penting sekolah dapet ilmu terus amalin” Sahut Adi tanpa menatap lawan bicaranya

“Yaaa…tetep aja Di, aku kecewa sama orangtua aku, kamu sendiri taukan 3 tahun di SMP prestasi aku gak jelek-jelek amat, otak aku masih bisalah ngejar mereka-mereka yang cuma ngandelin duit!” Seru Icha menggebu-gebu

“Hush! Gak boleh ngomong gitu Cha, kamu harusnya bersyukur masih bisa lanjutin sekolah, lagipula sekolah pilihan orangtua kamu itu gak jelek kok! Kamu bisa jadi mutiara disana..”

“Iya-iya… terus kamu sendiri gimana Di?”

“Aku maunya di SMK 12….”

“HAH? Adi itu kan SMK khusus putri, akutansi, tataboga…” Mata Icha hampir keluar mendengar jawaban dari anakku itu

“Biar murah Cha… kan aku udah bilang yang penting sekolah, dapet ilmu, terus amalin. Gak tega aku liat Emak kesusahan, udah susah ditambah sekolah aku dan adik-adikku…”

“Adi… bisa gak sekolahnya tahun depan saja?” Tanyaku akhirnya memberanikan diri keluar dari dapur setelah mempertimbangkan permasalahan ini selama beberapa minggu

“HAH, Emak… memangnya Adi mau masuk kuliah yang bisa ditunda-tundah…” Ucap Icha sontak, lalu menutup mulutnya dengan kedua tangannya

“Mohon maaf, Icha pamit pulang… maafin Icha ya Emak, adi!”

****

Percakapan tadi pagi, tidak aku perpanjang lagi. Putraku itu harus tetap sekolah, bagaimanapun keadaan kami sekarang, aku yakin Adi bisa bertahan, dengan uang tabunganku serta pinjaman dari beberapa orang mungkin aku masih bisa nego dengan pihak sekolah karena baru mampu menutupi setengahnya dari biaya masuk yang telah di tetapkan. Adi telah memutuskan untuk melanjutkan sekolah di SMK yang membuat mata Icha, sahabatnya membulat. Mungkin Icha tak percaya, begitupun aku.. memiliki anak yang amat mengerti keadaan orangtua.

Yaaaa…. Sekarang akan aku temui putra pertamaku itu untuk memberikan kabar gembira ini, besok pagi pulang dari pasar aku akan membawa dia untuk daftar ke sekolah itu, sementara dagangan telah aku titipkan ke tetangga sebelah yang mengerti keadaanku sehingga aku tidak perlu khawatir tidak ada pemasukan untuk hari esok. Lepas magrib, biasanya Adi diam dikamar untuk mengaji Al-Qur`an yang suaranya selalu terdengar sampai ke warung, namun saat ini aku tidak mendengarnya sama sekali, oh mungkin dia baca dalam hati atau bisa juga ketiduran karena cape membantuku di warung seharian ini.

“Adi…..” Kataku membuka handel pintu

Betapa beruntungnya aku memiliki putra sholeh seperti dia, masih diatas sadjadah dengan Al-Qur`an yang telah menutup, aku dapati dia sedang terkulai lalu tak jauh dari tubuhnya terdapat kertas yang kemudian aku baca sebelum memegang tubuhnya : Emak maapin adi… segera aku balikkan tubuh Adi, badannya dingin, di permukaan wajahnya masih ada air mata yang belum kering, namun dia sudah tidak bernafas…
Innalillahi… Aku seorang Ibu tidak percaya mendapati anak lelakiku sudah tidak bernyawa karena beban fikiran yang terlalu berat dia pikul, maafkan Emak Nak…Sekolah yang kamu inginkan terlalu jauh hingga mencapai surga..

-Selesai-

“Mengharukan sekali negeriku ini… dan sahabat yang kalian baca diatas adalah sebuah kisah nyata dari tanah tempat aku tinggal selain kisah pengemis di Jombang, Jawa Timur.. sungguh betapa beruntungnya kita dengan rezeki serta nikmatNYA diberi kesempatan untuk menuntut ilmu dibangku sekolah, semoga pendidikan di Indonesia berjalan jauh lebih baik.."

Eno, 7 Juli 2011

Kepada Luna Maya

Selasa, 05 Juli 2011


Hujan kali ini air abu
Bewarna hitam-putih-biru
Bergelitik pelan namun
Bagai pisau

Tak ada tanya kepada Tuhan mengapa begini?
Gemericik lorong pengap bersisik pasir
Menyambung irama merdu pita yang nyaris putus
Lalu, bagaimana dengan ini...dawai gitar dengan senar sempurna

yah! Secarik syair aku dendang
Sebagai kenangan masa bebas
Karena sekarang... Aku milik besi ini!
Hidup di atas tikar seorang aku penyanyi rupawan

Dan, untukmu kekasihku
Lapangkan hatimu
'kurangi beban itu tetap lihat kedepan tepiskan keluh dunia'
Kau asoka nyataku

Eno-Sanding, 15 Mei 2011

Juni = Indah Berada di Antaranya

Jumat, 01 Juli 2011

Kemari malam terakhir di bulan juni 2011.. Juni ini rasanya luaaar biasa dan gak kerasa tadi bangun pagi udah masuk Juli :)..

Segala puji bagiMU.. Di juni ini banyak sekali pembelajaran yang aku peroleh termasuk ilmu sabar yaap ternyata waktu yang menjadi guruku.. Tengkyu banyak deh buat jam n kalender nih jempol dua buat kalian.. Kiss n big hugnya aku kasih juga #lebay

Di bulan juni aku bertemu seseorang yang membicarakan tentang masa depanku kelak.. Down! Disatu sisi perasaan belum aku kuasai sepenuhnya lalu muncul satu hal yang loncat-loncat di fikiranku.. SubhanaAllah jika aku masih 'eno kecil' dengan emosional yang masih sangat labil mungkin belum tentu aku dapat berfikir tenang.. Namun ternyata Allah memang Maha baik.. Cobaan yang Dia berikan selaras dengan usia serta pemikiranku.. Hingga aku tiba pada sebuah kesimpulan tawakal, berserah diri, ikuti alurNya dan tetap sujud dengan rasa syukur atas seluruh nikmat yang Dia berikan..

Dan di juni pun aku mengerti bahwa ada sebuah keindahan dalam sedih menuju bahagia, berada diantaranya, bukan ketika sedih bukan pula ketika bahagia. Ibarat waktu antara petang menuju malam atau waktu dhuha antara pagi menuju siang ataupun dini hari antara malam menuju subuh saat mata terlelap tidur namun malaikat terbang mengunjungi setiap kamar 'adakah diantara mereka yang tengah bersujud kepada TuhanNya'. Itulah letak keindahan dimana hati dirasa sudah cukup lapang..

Juni, tawa tangis kalau aku bilang 'hati surser kepala nyutnyet' kumpliiit dan Juli semoga aku bisa menaklukanmu :) so welcome this morning i give u smile baby..

Sertakan hamba dengan orang-orang yang shaleh dan shalehah.
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS