Pages

Karena Satu Janji di SMA

Senin, 14 Mei 2012

Assalamualaikum Wr Wb, 

 

Sore yang penuh rahmatNYA di kota Garut dengan cucuran hujan dari beberapa jam yang lalu. Sekarang, aku sedang semangaaaat-semangatnya energi aku full 100% untuk menuliskan pengalaman aku dulu sebelum berhijab dan bertemu dengan Kekasih aku yang Maha Baik dariNYA seluruh cinta berasal. 

 

Oke, dulu aku masih duduk di bangku SMA tepatnya kelas 1. Regenerasi dari SMP ke SMA sifat kekanak-kanakan tentunya masih ada. Hari itu hari Rabu aku ingat ada pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) di jam pertama, karena kebiasaanku yang tidak suka datang pagi-pagi ke sekolah ku putuskan sekitar pukul 06.55 berangkat dari rumah karena perjalanan dari rumah ke sekolah memakan waktu paling lama 10 menit telat beberapa menit gak apa-apa udah wajar bagi aku yang pemalas ini, hihihii. Saat itu aku lagi sayang-sayangnya ke rambut jadi tiap hari ganti model kunciran, yaaaaah di rumah sih rambut udah di oke-okein loh waktu datang ke kelas gimana coba?? 

 

1. Aku datang paling siaaaaaaang 

2. Mata seluruh isi tertuju padaku, melotot. 

 

Syoook dong gak kaya biasanya gitu, salah seorang teman dekatku dulu bernama Teguh berkata “eeeeh Eno-Eno kerudung!”. Apa kerudung?? Aku pegang rambutku ya terus kenapa? Emang dasar loding, aku belum ngeh apa yang terjadi sampai akhirnya Guruku yang sudah datang tetapi pergi dulu ke ruang guru kembali dan melihatku berdiri di depan kelas, beliau Pak Asep Ridwan memandangiku seraya menyandarkan tubuhnya dipintu. Beliau menggelengkan kepalanya beberapa kali dan tersenyum kepadaku. 

 

“Retno kenapa gak pake kerudung?” Tanyanya kepadaku dengan lembut setelah sebelumnya mengajak aku untuk bicara diluar, berdua. Hhmm, aku kebingungan menjawab apa ada rasa bersalah dan ya ini rambut yang udah di oke-okein malah jadi malu-maluin. Akhirnya satu kata yang keluar dari bibir aku, apa lagi kalo bukan “lupa”. Satu minggu yang lalu kelas kami membuat perjanjian dengan Pak Asep Ridwan setiap hari rabu karena ada pelajaran PAI kami semua siswi tanpa kecuali wajib memakai kerudung. 

 

Dan akhirnya beliau memberi hukuman untuk ku yakni berbicara di depan kelas untuk meminta maaf kepada semuanya dan berjanji kesalahan ini tidak diulangi lagi. Dengan terbata-bata aku berbicara seperti yang diperintahkan. 

 

“Assalamualaikum semuanya… saya Retno mau minta maaf hari ini saya lupa gak pake kerudung tapi saya janji minggu besok pake kerudung” 

“Udah Pak boleh duduk?” 

“Tanya dulu ke temen-temennya nerima maaf Retno gak?” Satu kali lagi setelah menghela nafas aku kembali berbicara, “Temen-temen mau maafin saya gak?”. Langsung seisi kelas bersorak-soray.. yaaaah memang salahku mau diapain lagi. 

 

Karena kesalahan yang dilakukan olehku, beliau menjadi ingat namaku hingga satu tahun kemudian di kelas 2 setelah aku memutuskan untuk berjilbab dan tanpa sengaja bertemu dengan beliau di kolidor sekolah, pada saat itu aku mengenakan kerudung geblus panjang yang menutupi dada dengan senyum bahagia dia berkata “Retno lebih cantik”. 

 

Kemudian setiap kali berpapasan denganku di Mushola saat jam istirahat yakni kami sama-sama melaksanakan Salat Dhuha selalu beliau angkat kedua jempolnya ke dada disertai senyum plus satu kata “Bagus”. 

 

Dan sekarang, beberapa bulan yang lalu aku menghadiri sebuah kajian Islam di salah satu Mesjid di Kota Garut, bisik-bisik dari guru mentorku yang menjadi pemateri hari ini adalah Ustadz Asep Ridwan. Otakku langsung bereaksi, Pak Asep waktu di SMA bukan ya??? Dan ternyata 100% benar dengan motor vesvanya beliau masuk ke palataran Mesjid sementara aku berusaha duduk di barisan terdepan. 

 

Materi yang beliau sampaikan memeakan waktu hampir 1 jam kemudian tiba di sesi tanya-jawab. Beliau yang memberikan pertanyaan sesuai dengan materi yang diberikan dan kami para peserta yang menjawabnya, kemudian biasa jika jawaban benar akan diberi hadiah. Tentu aku semangat untuk menjawab dan Allahmdulilah jawabanku benar, dengan hati yang senang aku berjalan kedepan untuk menerima hadiah dari beliau langsung. 

 

Bukan semata-mata aku senang akan hadiah itu tapi aku senang atas diriku sendiri yang bisa sampai pada tahap ini, melihat latar belakangku semua orang tidak akan percaya aku berubah yaaaa dihati yang paling dalam aku bangga kepada diriku. “Allahmdulillah Retno, Allahmdulillah.. bagus” Ucap Pak Asep Ridwan kembali mengangkat kedua jempolnya kepadaku setelah aku duduk di tempat peserta. 

 

Allhamdulillah.. rahasia Allah tidak ada yang bocor sedikitpun. Semuanya tersimpan rapat termasuk didalamnya aku, garis hidupku yang dulu kehausan akan semua tentangNYA dibalik minimalnya ilmu dan pergaulanku akan tetapi kini dengan mudah Allah berikan orang-orang yang senantiasa membimbingku, memberi semangat luar biasa agar aku terus.. dan terus mendekatkan diri kepadaNYA. Iya InsyaAllah.. tidak aku kecewakan mereka yang mendorongku, mencintaiku dan menyayangiku karena Allah. Bapak Asep Ridwan, Ibu Amalia, Ibu Dewi, Ibu Maharani, Intan Rohaeni, Dioka Muhammad Akbar. 

 

Eno Sanding,

14 Mei 2012

6 komentar:

Dihas Enrico mengatakan...

hmmm..
klise..
:)

RZ Hakim mengatakan...

Alhamdulillah..

Goiq mengatakan...

Alhamdulillah...

Desi N Harun mengatakan...

hoyong abi oge!!!

Anonim mengatakan...

wah infonya bagus sob..
sangat bermanfaat & lengkap lagi..
makasih ya :)
salam kenal :)




#Happy BLogging :D

Leadership Developmant Training mengatakan...

salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
Hargailah hari kemarin,mimpikanlah hari esok, tetapi hiduplah untuk hari ini.,
ditunggu kunjungan baliknya gan .,

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS