Setiap
detik yang hadir adalah kesempatan terbaik yang Allah berikan bukan tanpa sebab
bagi manusia untuk meyakini dan menjalaninya.
Hari
kemarin rasanya ingin bercerita panjang lebar pada sahabat-sahabat saya yang
beberapa hari tidak ditemui, tapi dengan cara yang berbeda.
Hhmm
kurang lebih mungkin mereka sudah tahu kabar berita pencaharian Rembulan Perak
yang ternyata Allah masih menyimpannya, saya masih harus mengadu-meminta dan merintih
padaNya serta memantaskan diri untuk dipertemukan dan diberikan jalan yang
mudah untuk menyempurnakan agama ini.
Menyampaikan
berita yang tidak diharapkan adalah salah satu hal yang sulit. Saya sudah membayangkan
bagaimana tanggapan mereka, saya tidak ingin kejadian dulu sampai terulang kembali.
Saya tidak mau melihat derai air mata dari mereka lagi.
Maka
dari itu, saya harus menjalani seluruh proses pendamaian hati seorang diri tentu
ditemani Tangan-Tangan Mulia Sang Maha PemilikHati.
Sulit. Ini sulit.
Hingga
saya pikir tidak ada jalan lain selain berserah kepadaNya.
Dari
sujud ke sujud dalam bentangan sadjadah, percikan air wudu yang padamkan bara-bara
kotornya hati, Ar-Rahman penguat langkah untuk berdiri dan meyakini bahwa Allah
Maha Pengasih dalam bentuk lembaran cinta yang alur nya tak sama untuk dilalui namun
tetap disana ada makna besar yang terkandung, asal satu syukur tersadari.
Hasilnya?
“Eno gak punya hati ya?Bisa-bisanya
ceria gitu….”
“Masih bisa bilang stay happy?”
Iya
karena hidup adalah untuk membahagiakan diri sendiri dan membuat bahagia orang
lain. Sekarang,
jika dirinya sendiri tidak bahagia lalu bagaimana bisa membuat bahagia orang
lain?.
Keadaan
seperti ini pun tidak hanya dirasakan oleh saya sendiri. Salah satu teman saya juga
mengalaminya lalu ia meminta saya untuk mendengarkan curhatannya.
Kasarnya
jika dari awal saya tidak membuat bahagia diri saya sendiri keadaan seperi itu pasti
akan saya tolak: Sesama yang _____ dilarang saling curhat :P.
Bagi
akhwat kondisi seperti ini adalah hal yang tidak bisa dibuat remeh. Karena ada satu hal yang terlintas; apa itu? Ini rahasia tidak akan saya
bocorkan hihi. Kemudian bayangkan! (Udah gak dibocorkan eh dirusuh membayangkan
apa siiiiih -_-), pokoknya jika saya tidak bisa menguasai diri sendiri maka
yang timbul adalah kami sama-sama merenungi nasib yang menyedihkan dan itu
TIDAK BAIK.
Namun
tidak begitu seharusnya dan memang tidak seperti itu adanya pula. Tetap, wajib objektif
menilai dari sisi-sisi positif agar sedikitnya sedih teman saya berkurang atau saya
hanya cukup menjadi pendengar curahan hatinya. Tidak apa-apa karena itu berarti
saya bermanfaat dalam kondisi yang sebenarnya saya pun membutuhkan pasukan dorongan,
tapi cukuplah Allah bagi saya ^^.
2 komentar:
Semangat yah!
Nice
Posting Komentar