Pages

Aku, Kau, dan Purnama

Jumat, 15 Juli 2011

Andai purnama bertanya “Gadis, bagaimana perasaanmu ?”
Sungguh akan ku tangkap hembus angin untuk mengukir hatiku pada giok bewarna abu agar semua tahu

Ini bukan sebuah puisi apalagi syair dengan kata manis
Hanya coretan nyata lirihku pada pena yang kunjung merintih untuk ku tulis

Menerka sebaris isi hati yang penuh misteri
Kepalan pahatan nanah dalam batin yang hendak bewarna merah
Tolong ku pinta hanya kejujuran sebelum nafasku berhenti dan semua berakhir

Kau, seindah sulaman tunik kain sutra berbaris lentera safi
Parau nian kurasa kala siluetmu lambat tersapu waktu

Dan Aku, dalam tanjung asa hawa tebaran kasih raga yang nyata
Menanti halus buliran sukma 


Malam seperti biasa, 15 Juli 2011
00.04

13 komentar:

I-one mengatakan...

jadi,apa perasaanmu,agar ione tahu^^

adittyaregas mengatakan...

"sulaman tunik kain sutra" tunik apaan yaa hhe

Enny Law mengatakan...

waw, bagus banget ^_^

Anonim mengatakan...

nice post :) .. btw sudah di follow, ditunggu folbeknya ya :)

www.urkhanblog.com

Yus Yulianto mengatakan...

wah, ditulis tengah malam pula. :) mantap bahasanya.

Aina mengatakan...

hmmm...speechless aku...

Fairysha mengatakan...

hmm, perlu mentelaah kata2nya untuk mengetahui perasaan kamu... ^_^

habibi daeng mengatakan...

wieewww, manthapp hehehe btw, lama ga ke sini baru tau kalau backgroundya berubah jadi soft biru, hehehe truzz kayanknya sama ya suka nulis di tengah malam ckckck. . .

Gaphe mengatakan...

memang jujur selalu lebih baik.. hehehe..

maaf No, baru mampiir.. maklum masalah teknis niih yang bikin ribet. hahaha..

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

amiiiiiiiiiiiiinnnnnnnnn

bayu hidayat mengatakan...

perasaannya dalam uey. tapi ngak begitu mengerti ama syair syair. tapi keren kok. oh ya themes nya keren. seger gitu

Hadir Alamsyah mengatakan...

keren.

Anonim mengatakan...

puisi yang bagus.. :)

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS