Pages

Menjemput Kekasih

Sabtu, 22 Juni 2013


 Bismillah..
 Assalamualaikum.
 Selamat sabtu malam :).

“Saat dua hati berjanji tuk arungi hidup di jalanNya, Allah kan berkahi mereka kala dalam do`a kala dalam asa. Menjadilah mentari bening pagi terangi bumi terangi hati. Menjadilah keheningan malam kala berjuta insan larut dalam do`a. Selamat datang kawan diduniamu yang baru ku do`akan semoga bahagia. Selamat datang kawan di duniamu yang baru ku doakan semoga bahagia…”

Lagi buka-buka folder nasyid eh ada lagu yang enak tuh liriknya udah saya tulis diatas sana :D. Sebetulnya bukan hanya lagunya yang enak tapi saya juga ingat sahabat saya yang awal Juni kemarin melepas masa sendirinya alias dipersunting lelaki idaman yang Allah turunkan untuk menemani hari-harinya.

Kisah ini, ingin saya tulis dari dulu tapi begitulah karena itu-ini buka blogpun jarang. Well, saya masih ingat sekitar bulan April bertemu dengannya, nonton pertunjukan teater kemudian buka puasa bersama. Di senja itu saya ceritakan seseorang yang mengetuk pintu hati saya kemudian suatu harapan yang kemudian muncul, sementara dia seperti biasa masih dengan kisah cinta dari teman-teman dekatnya dan terlihat belum ada yang istimewa untuknya.

April. Mei, tanpa sengaja masih disuatu sore saya bertemu dengannya. Dia bercerita kini ada lelaki yang mengajaknya menapaki tangga keseriusan dan akhirnya tanggal pernikahan pun ditentukan. Hingga Ba`da Magrib awal Juni disela udara yang basah oleh hujan walihmatul arsy digelar. Syahdu sekali….. Subahnallah segala puji bagi Allah. Ketika bertemu jodoh, memang seluruh halnya dipermudah oleh Allah. Tidak butuh lama bagi mereka untuk segera saling mengisi kehidupan dalam ikatan suci pernikahan, mengkokohkan jutaan asa, cita dan cinta dalam kebersamaan kemudian membangun pundi-pundi kebahagiaan dengan saling menyempurnakan tuk capai kisah agung sang Maha Pemilik Cinta. 

Treng…treeeeng ini dia Desi dan A Dede. 




Kemudian, masih di bulan Juni saya mendapat kabar bahagia kembali.
Sahabat saya datang di hari Jum`at dengan senyum meronanya. Pipinya yang merah semakin bewarna merah, lantas dengan malu-malu ia ceritakan suatu hal yang membuat jantungnya berdebar lebih cepat dan tidur malamnya yang seakan belum terbangun alias masih berada di alam mimpi.

“Aku dilamar”
“Oh wow! Subhanallah….”

Dua hari kemudian, saya menghadiri pertunangan sahabat saya. Senyum-senyum :). 


Iseng saya bicara; siapa yang mau, siapa yang pada maju. Geeeeeer pecahlah tawa hihihi. Allah sedang mempersiapkan semuanya; mental, fisik, rohaniah termasuk calonnya untuk saya. Pantaskan diri. Pantaskan diri. Termasuk meminta untuk dipertemukan dengan Rembulan Perak solih yang nantinya akan seperti ini.

Rembulan Perak harus cedas dan pandai bercerita


Tidak ada komentar:

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS