Bismillah..
Assalamualaikum.
Selamat malam semua,
malam ini saya ingin bercerita beberapa kasus kesetiaan yang dari pagi sampai siang
membuat saya mengerti itulah cinta dalam jalinan waktu yang manis sepanjang masa.
Kisah-kisah yang
terlahir dari pasangan insan dalam usia yang tak lagi muda. Namun, disana lah letak
istimewanya.
Pertama, orang tua saya.
Mamah dan Bapak.
Tadi pagi saya diberi kejutan,
pukul 05.00 dimana mata masih tertutup karena maklum sedang tidak melaksanakan kewajiban
jadi bangun agak siangan dikit hehe.Mamah yang tiba-tiba membangunkan saya “No,
No lihat Bapak nyuci piring bangun!”. Awalnya susah mencerna namun karena terus
dipaksa well akhirnya pergi kebelakang dan memang untuk pertamakalinya saya menyaksikan
Bapak sedang mencuci piring-piring kotor.
Ah Bapak baik sekali, beliau
mengerti hari ini saya dinas pagi kemudian Mamah sedang diberi ujian sakit tangan
1 minggu terakhir ini. Kenapa sesubuh itu mencuci piringnya? Ya karena tidak ingin
terdahului oleh saya mungkin yah sehingga otomatis berangkat dinasnya tidak kesiangan.
Aduuuuuh anak seperti apa saya ini -_-.
Dan tadi sore saat membereskan
piring-piring yang dicuci Bapak saya lihat ada satu piring yang nampaknya tidak
bersih beliau bilasnya. Jadi lucu namun tetap berkesan sekali.
Kedua, di rumah sakit. Pelukkan
erat.
Seorang pasien lelaki,
memakai selang oksigen sabagai alat bantu pernafasannya dengan duduk dalam posisi
semifowler untuk mengurangi sesaknya. Perut yang membuncit besar seraya sesekali
terbatuk-batuk. Dari pagi saat saya membereskan tempat tidurnya, sang Bapak terlihat
sangat lemah mungkin karena batuk serta muntah yang tidak berhenti. Luar biasanya,
seorang perempuan memakai kerudung oranye dengan sigap menjadikan tangannya sebagai
tempat kotoran sang Bapak ketika muntah.
“Ibu, pakai keresek supaya
gak kotor” Saran saya mengingatkan, namun dengan lembut Ibu itu menolak.
Pukul 09.00 ketika dokter datang untuk visite kepada seluruh pasien saya pun ikut.Lantas, ketika dihadapkan pada pasien tersebut akhirnya dengan sangat hati-hati dokter menjelaskan keadaan sang Bapak serta diagnose medis yang muncul. Setelahnya apa yang terjadi?. Kedua insan yang dipersatukan oleh Allah dalam ikatan suci itu saling berpelukan dengan tangisan sang Bapak yang membasahi kerudungan Ibu. Beberapa kali keduanya saling menciumi pipi serta kening satu sama lain, kembali berpelukan erat serta Ibu yang berusaha menguatkan bahwa ini adalah ujian dari Allah pada mereka.
Ketiga,
dirumahsakit.bisikan cinta Illahi.
“Laillaha..illaulah….
ayo Bu nyebut Allahu Akbar”
Saya berdiri mendampingi
pasien perempuan yang berada di masakritis. Pasien perempuan yang sudah tidak sadarkan
diri karena nyeri hebat yang iarasakan di perutnya. Sesekali tersadar kemudian mengerang
untuk menahan nyerinya.Oksigen terpasang, observasi terus dilakukan.Tekanan darah
sangat rendah, nadi sulit untuk teraba. Melihat kondisi sang istri, Bapak yang
dari awal duduk disamping pasien perempuan itu terus menggumamkan kalimat-kalimat
Illahi. Matanya sudah merah oleh air mata yang tertahan hingga akhirnya membuat
keputusan untuk membawa istrinya pulang. Baik dokter maupun perawat berusaha membujuk
agar niatnya untuk membawa pulang diurungkan. Namun karena beberapa alasan beliau
kekeuh ingin pulang paksa.
Dalam proses itulah saya
menyaksikan ketegaran sang suami yang berjuang untuk istrinya. Pelukan, ciuman,
dzikir-dzikir Allah terusdipanjatkan.Subhanallah, saya tercekat empati saya selalu
saja menyeruak ingin saya bacakan surat Al-Kahfi atauYassin namun itudia
Al-Qur`an sedang tidak saya pegang, MajmuSyarif yang biasa dibawa tertinggal dirumah.
Allah…
“Bapak, yang sabarya
Pak…”
Bapak mengangguk lalu kembali
menciumi sang istri yang semakin lemah namun tetap mengerang kesakitan.
“Ayo Bu nyebut-nyebut”
Seraya terisak dan menghapus air mata dengan handuk kecil Bapak terus menguatkan
sang istri.
Luar biasa bukan,
disaat media menontonkan kasus perceraian yang heboh dengan intrik-intriknya, disisi
lain pada usia yang tak lagi muda para insan yang satukan oleh cintaNya tetap bersatu
dalam kondisi apapun.
*Tulisan ini awalnya
ingin diposting kemarin namun yah begitulah hambatan hihihi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar