Pages

Malam Dalam Permainan Langit

Selasa, 23 Agustus 2011


Yang samar lentera neon putih itu menembus tipis ruang bewarna pelangi
Kerangka kayu berhimpit cermin yang tak bisa di pakai untuk berparas, setengah
sabit yang berdendang riak dengan gemulai menyunting puluhan bintang
syahdu kalian malam ini dan aku cemburu

Puluhan rol film kembali tayang, tak ada sketsa pembatas bahkan hanya sekedar
helaian tissue, tak satupun dari mereka kokoh menyeka
Aku beri tempat agar cepat usai, silahkan bermain sepuasnya aku sisihkan waktu
untuk mengenang

Tiba, aku hentikan.
Untuk ini scenario yang masih bertanya
Ah atau hanya aku yang tak puas, berseru dengan jiwa yang tak takkan melunak
Kalian, sisi hitam dan putihku siapa yang akan mengalah? Menerima satu lagi
torehan pena dari pemilik sang hati yang katanya tak dangkal

Dan demi empat purnama, seolah bulan yang tak berganti
Aku masih menunggumu, bulanmu diatas langitmu dalam putaran almanak hingga
akhir purnama kelima, InsyaAllah…

Beginilah aku mencintaimu, ku buat transparan
Tanpa rahasia dan pesan yang tersisihkan
Mengenal dirimu lewat angin, hujan, serta kemarau di sepanjang musim ini
Berteman dengan satu suara yang telah terpatri, untuk kamu dan aku walau satu
yang teryakini meninggalkan patahan, Oooouh mungkin aku yang tak berlapang

Setengah sabit dan bintang yang tak terhitung kalian saksi sajak ini
Barangkali hanya sekedar luapan senandung bahagia dan dukaku
Yang terakhir, sebelum ruangan ini berwujud sunyi
Mari bersama kita tutup mata, dalam ketenangan jiwa di sepanjang malam ini
Hingga permainan alam dalam balutan hitam terganti kuning keemasan esok hari


Eno, Sanding 22 Agustus 2011
23.50

11 komentar:

Wahyu Eko Prasetyo mengatakan...

catatan yang sangat menggugah

Anonim mengatakan...

so.. nice poem. :)

adittyaregas mengatakan...

ini cerita atau puisi ya ka hihi

habibi daeng mengatakan...

untuk eno'
dimana pun berada ^_^

malam yang dulu itu aku selipkan dalam lembaran foto berbingkai kristal embun,,

Ada kata untukmu di sana, mungkin sebuah senyum jika terbaca, speechless dah pokoknya, hehehe

Anonim mengatakan...

keren-keren T.O.P B.g.t.

Jin Kinjeng mengatakan...

kaget.! "hah"

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

nih ceritanya lagi nostalgia?

btw lu kayaknya jago bikin puisi yah? puisinya soalnya bahasanya sastra banget dan ga gampang buat dimengerti...

Igniel mengatakan...

setuju sama Nuel. Anak sastra ya?

Wuri SweetY mengatakan...

Kayaknya km emang jatuh hati dengan segala benda langit ya???

Nice Poem :)

Anonim mengatakan...

nice one :)
thx ya...

Aruming Parasdya mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS