Rengkuhan Merkurius dtengah senja
Bermuara embun ilalang diatap cemara
Senyap kini bernama dan penuh arti, dengan nafas kosong uap kopi disecangkir kaca bewarna bening..
Seperti alunan ochestra di Balai Sarbini
Gema penyanyi syahdu bagai diiris sembilu beralas angin dan berbau tanah
Satu irama puluhan nada menyunting tanya pada hati yang kian tak berasa..
Dan bersama langkah tunggal, tanpa malu mengungkap kata bimbang
Diselingi rindu yang berkabung 'tuk melepas matahari di musim tak berpenghujan..
Eno Sanding, 4 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
6 komentar:
bertepi
uwww mantap puisi nya
hikkss hikksss :'(
balai sarbini.... penuh kenangan buatku. :D
berteriak, ya aku berteriak
memecah sunyi dalam sepi
merengkuh pekak suaraku
lalu aku lupa
kini aku tak sendiri
karena aku mati
bersama mayat-mayat lainnya
heheh :D
puisinya bagus
By = http://www.ewot.tk
Posting Komentar