Pages

S-e-n-d-i-r-i

Rabu, 07 September 2011

Rengkuhan Merkurius dtengah senja
Bermuara embun ilalang diatap cemara
Senyap kini bernama dan penuh arti, dengan nafas kosong uap kopi disecangkir kaca bewarna bening..

Seperti alunan ochestra di Balai Sarbini
Gema penyanyi syahdu bagai diiris sembilu beralas angin dan berbau tanah
Satu irama puluhan nada menyunting tanya pada hati yang kian tak berasa..

Dan bersama langkah tunggal, tanpa malu mengungkap kata bimbang
Diselingi rindu yang berkabung 'tuk melepas matahari di musim tak berpenghujan..

Eno Sanding, 4 Maret 2011

6 komentar:

Wahyu Eko Prasetyo mengatakan...

bertepi

bayu hidayat mengatakan...

uwww mantap puisi nya

adittyaregas mengatakan...

hikkss hikksss :'(

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

balai sarbini.... penuh kenangan buatku. :D

Iskandar Dzulkarnain mengatakan...

berteriak, ya aku berteriak
memecah sunyi dalam sepi
merengkuh pekak suaraku
lalu aku lupa
kini aku tak sendiri
karena aku mati
bersama mayat-mayat lainnya
heheh :D

Erwin Si Peretas mengatakan...

puisinya bagus
By = http://www.ewot.tk

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS