Pages

Jemari dan Pena, Mei 2013

Sabtu, 01 Juni 2013

Bismillah...
Assalamualaikum

Selamat malam semuanya. Seperti biasa memasuki awal bulan saya akan memposting puisi-puisi di bulan yang lalu. uiiih bejibet banget narasinya tapi yang penting setecun aja deh hihihi,
btw ada saran dari Kang Oca kalau lebih baik tulisan itu disimpen di note facebook supaya gak ilang, hhhmmm saran itu patut diikuti karena apaaa? beberapa dari narasi cinta saya bulan Mei kemarin ilang tanpa jejak. WOW. Tapi yaaaah selain data-data zuper penting yang dibunuh virus di flashdisk rupanya narasi cinta saya pun turut bamblas. Pelajarannya, simpanlah copian data sebuanyaaaaak mungkin supaya gak nelangsa huhuhu ;(.

Well supaya gak sedih mulu setoran puisi bulan ini saya beri pict yang lucu deh.

*suer parah banget ini narasi, maaaaf*


Ayo mulai aja, Gerakan Mari Senyum =D



 

Menghitung Senja - 05 Mei 2013
Sayang, matahari petang saja masih setia ikuti ekor langkahku
di samping kanan sana diantara gegunungan yang jauh terlihatnya
setelah detik yang ku hitung tak jua berakhir kakiku pegal Sayang dan ku jatuhkan bagian bawah dari badanku untuk bersemayam di kursi goyang warisan eyangmu
lalu kembali aku hitung detik waktu ini semata karena datangmu yang ku tunggu setelah masa yang lalu kau hempaskan pintu dan berteriak tanpa ejaan Ibu-Aku-Cinta-Ibu
Sayang, kau hanya keliru karena sesungguhnya aku ingin menghadiahkanmu awan di langit kita yang bebas kau bentuk menjadi apa
namun aku tak bermimpi untuk kau buat sebuah perisai bernyawa tanpa basmalah di induk telurmu
dan dalam mimpiku pun tak tercipta sketsa kau hilang meninggalkan siluet bersayat direlungku
aku tak pernah marah maka tak perlu aku ampunimu
aku tak berdusta Sayang dalam ritual siang malamku aku erangkan keselamatan untukmu hingga kain bergambar Ka'bah itu kini usang warnanya hhmmm mungkin itu sedikit pertanda jika aku memang merindukanmu
kalaulah senja ini kau datang dengan malaikat kecilmu maka semuanya akan aku cium dengan cium kasihku lalu aku simpan di dekapan tereratku
dimanakah kau berada Sayang? Suaan syahdu dari Tuhan kini menggema, haruskah aku berdiri dari kursi ini lalu kembali tutup pintu dengan nafas kehampaan? Atau aku tutup waktu sekaligus tutup mata dengan nafas yang tak berhembus karena letih menunggumu sepanjang usia...
Entahlah!

Rasi Harapan - 06 Mei 2013
aku membutuhkan semacam energi untuk lenyapkan sisa zat pahit yang kau tanam didadaku
pada malam yang kau tak tahu, aku bicara pada senar sahabatmu yang kau puja dengan mantra liberalmu, dalam hati sedikit menyesal karena mengapa tidak Tuhan yang aku pilih atau mungkin perempuan renta yang mencintaiku tulus
percayakah? aku terusuri gedung-gedung tinggi itu, satu hotel ke hotel lain dari kelas melati sampai bintang 5 yang bintangnya dicuri dari langitku
hingga diatas sana bintangku bersisa satu yang aku namakan rasi harapan pengampunan
aku ingin menemukanmu dengan untuh, tanpa tikaman hijau disudut wajahmu atau anggota tubuhmu dan tidak pula aku menemukanmu sebagai jasad yang orang-orang teriakan korban mutilasi
ah! malaikat yang kau endapkan tanpa basmalah ini kini meronta dengan lagam nyanyian rindu, rindu Bapaknya aku perjelas!
dan disini... aku pun bernyanyi sama: rindu Ibuku yang tengah menghitung senja, jangan kau tutup pintumu Bu.. tunggu dengan sabar sampai aku genggam rasi harapan untuk ampunan beribu khilaf kami

Pada Senja Illana - 09 Mei 2013 
Ilanna,
Mengertikah kau dimana aku simpan sebagian isi dadaku?
Pada senja yang kita lalui bersama satu puisi manis aku syairkan untukmu
Seperti halnya bunga matahari yang kala itu merekah kau kucupkan senyum binarmu
Kau tertawa Ilanna sementara aku semakin bahagia karna langit yang sebentar lagi berbintang telah aku curi kejoranya, dimatamu
Ya langit! Aku berada di garis kemenangan
Aku semakin terbuai dalam indahmu Ilanna;
Bola matamu
Renyahan tawamu
dan rona wajahmu yang diterpa mentari keemasan
Ah lukisan Tuhan mana lagi yang aku dustakan dihadapmu
Kau simpan lentik jemarimu tepat di dadaku
Yayaya Ilanna kau tahu jika jantungku berdebar tak lagi berirama
"andai senja ini milikku akan aku hadiahkan untukmu Nirwana, jika cinta layaknya waktu sore mungkin pecinta akan bersedih karena lembayung tidaklah bersinar abadi, aku dan kamu seperti awan Nirwana! Siang dan malam satu ikatan kesetiaan maka jangan bayangkan aku dan kamu menjadi pasangan bintang-bulan karena aku ingin tetap menjadi awan dilangitmu Nirwana yang setia tanpa pilihan"
Lantas bisakah kau hempas hasratku dengan belati tertajamu?
Tidak, kau terlalu lembut Ilanna selembut angin yang menyapa desiran hatiku
Bahkan ketika cintaku tak terbalaskan

Sajak Sakratmu - 11 Mei 2013
dinamakan sebuah legenda saat sajak-sajak sakral melaju dari jemarimu yang cantik dengan kuku pendek yang menyembul pembuluh darahnya
kini, purnama mencapai klimaks bersama erangan binatang malam yang menyahdu sajak sakralmu
aku melihat dari lembah bertunas kamboja yang gelap warnanya karna langit malam
sajak sakral itu tak ubahnya sembahan kenanganmu tentang getirnya asmara dan aku coba mengingatnya
rupanya kau belum paham hakikat kehidupan hingga aku ingin kembali berhadapan 2 cm di dekatmu lalu bisikan pinusku padati rongga telingamu jika pertemuan dan perpisahan adalah bukti detik tetap berdetak
jika kau tertunduk maka disini aku terjatuh
jika kau menangis maka terbunuh arwahku
ubahlah sajak sakralmu tak perlu kau gambarkan gejolak pilumu karna disini aku telah melegenda bersama kedamaianmu

Nay, - 15 Mei 2013
jika aku temukan keindahan dari angkasa aku akan mencari mu Nay,
lolonganku kalahkan serigala ditengah hutan
suaan merduku lebihi dawai biola ochestra
dari satu dermaga ke ujung savana peluhku hendak penuhi satu toren para rumah diperkotaan
aku bukanlah seorang Majnun dan kau tidak pula menyerupai Laila karna hidup kita merdeka
hanya saja....
aku tak kan lekang pungkaskan jaman jika perjanjian kelingking kita tidak aku nyatakan
kau ingin melihat Rembulan Perak Nay? maka Tuhan wujudkan di negeri keabadian untukmu
sedang aku tak ingin kalah oleh Tuhan dimatamu hingga pencarian Rembulan Perak terus aku lakukan seraya titipkan salam-salam mesra untumu pada; hujan, kemarau, rasa dingin dan panasku bahkan kepada kupu-kupu bercorak pelangi

Dermaga Sun - 21 Mei 2013
saat kita duduk di dermaga, menyentuh irisan gelombang lembut di senja berlembayung oranye
kita nantikan lumba-lumba yang mungkin tanpa malu tampakkan raganya dibelahan kornea
aku dengar deru nafasmu Sun yang bening namun tak senyaring tawamu
kau menatapku lebih dalam dari pada 2 ekor lumba-lumba yang kini bersenandung ramai di depan kita
Sun, kau boleh tertarik padaku lebih jauh dari mimpi-mimpimu yang ingin berenang dengan mereka
namun aku hanyalah aku yang kau temui tanpa sengaja di bibir pantai ini
beberapa detik yang lalu dua kata terucap dari lisanmu Sun yang membuatku terhanyut layaknya kerikil yang jatuh ke dasar laut
"pinang aku"
aku tenggelam Sun tanpa sadar ke dalam samudra harapan
andai di dunia ini tidak aku temui kata sakral 'namun' mungkin aku akan menjawabnya; dengan daun kelapa itu Sun aku pinangmu? Daun kering yang aku buat melingkar lantas berhias abadi di jari manismu"
tidak! aku hanyalah aku yang kau temui tanpa sengaja karena pintu kembalimu untuk kembali ke haluan surga telah terbuka,
selamat jalan Sun...
kau berlari meninggalkan gertakan bunyi di kayu tua ini tanpa menyisakan siluet di senja yang telah menghitam

Mencari Tuhan - 21 Mei 2013
Aku ingin tuliskan sesuatu yang bernyawa
Sebelum hujan luruh dan basah bumi ini
Aku ingin memasang kudeta emas pada singgasana keabadianku
Sebelum tanah berguncang dan malaikat peniup sangsakala berdiri dari duduknya
Tuhan,
di bumi bagian mana aku harus temui Engkau?
Setelah boeing yang ke sewa tak jua membawaku menuju Mu
Tuhan,
Atau aku harus ikuti nenek moyangku menjadi seorang pelaut agar disuatu dermaga hadirMu dapat ku kenali
Aku berlari Tuhan mengejar Engkau dalam tipu daya orang-orang yang berperingai masa kini
Mereka berkata "Tunggulah sampai matahari terbit maka Tuhan yang kau cari akan datang" satu malam aku terjaga Tuhan, aku menengadah ke atas langit menanti mentari indah itu muncul namun aku berduka
Kembali seorang dari mereka menepuk pundakku "Nak, Tuhan akan datang diwaktu senja, siluetnya bisa kau pandangi puas" yaaa dan aku seperti orang tak berarti mematung ditengah keramaian senja untuk menunggu Tuhan, hhhm atau mungkin justru renta itu yang senja ini dipanggil Tuhan hingga luasnya dia mengajak aku? Tidak bukan itu harapku!
Lihat, segerombolan anak ingusan berpeci putih menertawakanku
"Sedang apa kau disana? Wahai yang tak berarti apa-apa!"
"Mencari Tuhan? Mengapa tak kau ikuti langkah kami"
Anak-anak! Mereka yang akan aku erangkan pada Mu Tuhan
Oh Tuhan...
Jika Kau tahu, tumpukan batu alam berjejalan di dadaku
Aku ingin menangis sekuat yang ku mampu pada sujud yang ku temui keberadaan Mu
Nikmat apa yang kurang Kau limpahkan untuk bumiku, aku rasa tidak! Maka aku ingin bersyukur untukMu
Namun Tuhan...
Di suatu lembah berkerikil kecil hamba-hambaMu bernafas dalam bentangan hidup yang penuh nanah
Aku temui mereka dalam kesusahan mencari seonggok karunia alamMu yang tercuri sang kapitalisme
Aku dapati mereka yang miskin ilmu karena tak kuasa bayarkan sepersen rupiah
Lalu, di bangsal-bangsal putih berkerak segerombolan orang tersungkur menerima nasib yang pahit untuk ditelan karena sang terkasih yang pungkaskan nafas terakhir dalam ketidakberdayaannya
Untuk itu aku mencari Mu Tuhan...
Perkenankanlah seorang derma titisan Baginda Muhammad untuk tepis semua duka di bumi tercinta ini
Seorang hakim yang adil tanpa berat ke kanan atau ke kiri
Sebelum aku memohon Baginda Muhammad untuk turun dari SurgaMu
Ya Tuhan...
*Mei on media-Radar Garut*

Tidak Berjudul - 22 Mei 2013
Hanya satu ku curi milik Chairil bersama hujan petang ini
Menjelajah suaka alam nurani yang rentan teriris sembilu
Hidupkan suatu masa yang gelisah karena heningnya tak bersyahdu dengan Tuhan
Sekarang diarak gerimis tanpa kitab suci dan persembahan sujud di altar sajadah menapaki hari dengan perjalan yang panjangnya

Tidak Berjudul - 22 Mei 2013
Jika gerimis ini dapat ku sulam maka akan aku jadikan sutra cantik untuk labuhkan kelopak mata ini dalam balutan permainya
Lalu, aku menari dalam ilusi mimpikan kisah sejati Ali dan Fatimah yang tanpa berucap namun ladang cinta penuh bersemi
Berada dipuncak purnama aku tuliskan surat untuk yang terkasih yang ada dan wujudnya berada dalam genggaman Tuhan, semoga malammu adalah malam penuh kelembutan dalam belaian kasih Sang Maha Pemilik Cinta


Tidak Berjudul - 23 Mei 2013
Rembulan telah nampak dilangit yang masih membiru
Ribuan cahaya lampu yang ada didalamnya seolah ingin direngkuh lalu merasakan duduk manis bak bidadari dengan kaki menjuntai ke bumi lantas pandangi keturunan Adam Hawa yang menyambut haluan merdu dari Sang Adzan..
Berjibakulah mereka dengan sibening air yang luluhkan penat kemudian rukuk-rukuk serta sujud yang lapangkan hati hingga do'a yang menembus altar Surga

  
Belahan Hati - 24 Mei 2013
Aku selalu mencari cara agar aku menjadi orang yang selalu ada disampingmu, tempat sandaranmu, memegang tanganmu, mengerti semua inginmu, serta mendorong mimpi-mimpimu.
Namun aku keliru Sahabat karena nyatanya sampai detik ini akulah yang terlalu lemah.
Aku ungkapkan seluruhnya suka-sukaku duka-dukaku disepanjang putaran waktu siang dan malamku hingga akhirnya aku lupa cara-caraku membahagiakanmu.
Aku hanyut dalam rincian agenda langkahku, aku berenang dalam lautan rutinitas, pandanganku tertuju ke depan hingga samping kiri-kananku tak terlihat, namun tanpa dugaan dibeberapa pusaran aku tenggelam dan kau hadir sebagai pulau ditengah samudra.
Seluruhnya justru terbalik; kau sandaranku, kau penghiburku ketika duka merundung, kau isi jemari2ku saat kekosongan sergapi hati, kau ajarkan yang aku tidak tahu, kau yang mengalah ketika egoku di puncak, kau yang menangis ketika rasa sakit hadir di relung hatiku, kau yang sulit melupakan perihku dikala aku telah menganggapnya masa lalu semata.
Lalu bagaimana dengan aku?
Sahabat, disepanjang perjalanan kita aku hanya mampu berkata "kuatlah dan lupakan" tanpa mampu merasa apa-apa yang kau rasa. Tanpa tahu rasa cemburu hiasi asamu dan tangismu yang tersembunyi. Purnama malam ini, kau iris hatiku Sahabat. Aku terjungkal oleh ketegaran serta ketulusanmu apalagi selain do'a yang bisa aku panjatkan pada Tuhan kita, apalagi yang aku mau selain Allah Ta'ala ringankan bebanmu serta apalagi yang aku harap selain senyum di pagi hingga petang harimu...  


Tidak Berjudul - 24 Mei 2013
Aku tak mengubah malam menjadi bahasa isyarat
Karena aku tahu kau lelah dalam arungan kiasan fisikmu
Lipatan awan yang membungkam dilangit yang basah tak ayalnya beludru penghangat pelukan duniawi
Tidakkah aku pejamkan nalar imajinerku sebelum aku tahu kau tiba dengan selamat kealam peraduan asamu


Tidak Berjudul - 27 Mei 2013
Langit yang lembab,
Aku adalah sayapmu lazuardi, sayap berbau kesturi yang luluhkan pagar egomu
Dimana separuh dari arteri dan aortaku percaya jika tidak ada indah selain indahmu Lazuardi, bahkan lembayung sekalipun aku fikir tetesan iprit yang kemerahan
Aku menyimpan rindu dilipatan saku kemejaku agar dekat dengan dada dan jantungku pompakan darah beralas namamu
Angkot 02, Antares-Maktal


Tidak Berjudul - 27 Mei 2013
Kau yang mahir membuat rasi bintang di padang hatiku
Rinduku masih disimpan dalam riak gerimis tipis dikota ini
Telusuri angin tanpa nama yang hinggap pada suatu lencana merah jambu
Di dekatmu aku seperti mentari yang baru terbit di ufuk barat yang merona penuh malu tampakkan rupanya
Namun, biarlah begitu adanya...

 
2 Kecupan - 27 Mei 2013
2 kecupan terlabuhkan dipipimu
Masih halus rupanya Mah tenanglah engkau selagi upaya kita wujudkan harapan-harapan yang tertuliskan dilangit sana
Tetap putih dan bersinar, aku fikir wanita seusiamu di luar sana tengah sibuk mencari anti aging yang pas sebagai manipulasi kulit yang mengendor
Ah tapi engkau, mungkin tak ada waktu atau mungkin saja harimu tak berminat tuk lakukan itu karena fikirmu hanya aku dan bagaimana cara agar esok nafas masih berlangsung
2 kecupan yang bersumber dari palung hati sematkan raga penuh ketakjuban atas hakiki Sang Esa yang ciptakanmu sebagai titisan Hawa yang tangguh menatap dunia dampingku dalam arungan mimpi diatas cita, cinta dan asa
*untuk Mamah di miladnya i love you full*

Tidak Berjudul - 28 Mei 2013
Lagi langit lembab,
Menyisir bongkahan udara yang tak tertembus pandang
Sementara seluruh jasad syahdu mendayuh gemerincing asmara yang hinggap di ulu hati hingga terseret-seret
mengenang seorang rupawan paras dan budinya, dermawan seluruh peringainya
Rindu ini adalah rindu yang transparan, rindu yang membuncah dalam harap pertemuan abadi
Di langit yang lembab pada taman surga yang halus terpaan anginnya, sedang apa wahai Baginda kau disana?
Ya Muhammad Ya Rosulullah...


Untuk YK Gama - 28 Mei 2013
Sore tadi, sore milik kita, hanya kita yang melukis dunia pada sehelai serat kanvas dengan koas mutlak Sang Maha Pemilik Nafas, sementara hati-hati kita bersifat absolut berlirih ironi suka dan duka.
Adalah suara paraumu yang tercekat tak lain suaan syahdu penghempas seluruh embun dalam kornea. Pepatahmu, kembalikan ingatan dimana dulu semua bersama.
Bagaimanapun kini dan nanti do'a-do'a ialah tali penghubung sejati yang satukan rantai keterikatan.
 

Tidak Berjudul - 29 Mei 2013
Pada purnama yang tersisir hujan, aku rogoh saku celana yang ternyata patahan rindu tersimpan disana.
Sabda rindu yang terpecah dadu, tinggal memainkannya dalam ular tangga.
Siapa beruntung akan terus melaju namun sekali terjatuh tak tanggung meluncur dan memar-lah jadinya
.
Iiiih rindu yang mengerikan

Narasi Cinta 6 - 30 Mei 2013
ketika neuron-neuron berkata YA tentang sebuah kedamaian, seluruh organ berkolerasi ciptakan implus yang tak biasa. Selanjutnya, apakah kedua darah ini akan menyatu atau tidak? Kembalilah Tangan-Tangan Sang Kuasa yang Berkehendak.


Kidung Cinta Emak - 31 Mei 2013
Emak,
di suatu persimpangan kita tundukkan kepala atas gersangnya sayatan mentari selayaknya bola panas yang meluncur dari Lapan tanpa kendali
Emak,
kita hanya tahu bahwa nafas adalah harta yang tak terbeli untuk sambungkan tali jemali urat nadi agar esok tetap berdiri
Emak,
dimana kau busungkan dada disana aku meringkuk ratapi bongkahan asa yang terenggus siksa duniawi
Emak,
ladang hatimu seluas langit himpun ribuan keikhlasan atas hidup yang tak seelok kelopak melati
Emak,
perihal hari esok, lusa atau nanti yang ku tak tahu kita bersama atau tidak
biarkan aku rengkuh sisi-sisi pangkuanmu untuk ku sandarkan sebagian peluhku dilentera kedamaian berhiaskan kidung cinta kasih Ibu sepanjang masa gerbang indahnya surgawi  

1 komentar:

octarezka mengatakan...

bikin sendiri mb??
produktif buanget :S

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS