Bismillah...
Bogor, 16 November 2014.
Ahad
di Bogor, ini minggu pertama, sekarang saya resmi tinggal di kota hujan ini
setelah sekian waktu mendekapnya sebagai harapan. Kata Mamah keyeng tangtu pareng ternyata iya memang
begitu manusia berharap, jika selurus dengan kehendak Allah mimpi InsyaAllah
terwujud, semuanya akan Dia beri jalan. Meski dampaknya harus jauh dari
orangtua tapi tetap sekali lagi jika ini adalah kehendak Allah pasti akan temui
kebaikan. Misalnya sudah pasti saya dituntut mengurus hidup seorang diri, dari
bangun sampai tidur. Segalanya saya pikirakan sendiri, makan sama apa, jam
berapa, masak apa. Tapi, Alhamdulillah saya bersama teman saya; Ici dan Rinrin,
teman satu kampus yang sekarang jadi teman satu kamar. Jadi, enggak sepi lah
:D.
Untuk
bisa diterima masuk kerja di salah satu rumah sakit swasta di kota Bogor ini,
beberapa kali saya bolak-balik Garut Bogor. Test tulisan dan test lisan tanggal
4 November, habis test langsung pulang ke Garut, dua hari kemudian dapat
panggilan lagi untuk segera medical check up. Ya Allah, sudah merasa remuk
badan, saya pun tidak bisa menutup wajah malu pada tempat kerja saya
sebelumnya. Sudah saya utarakan ingin segera resign tapi dr.Natri yang
baiiiiiik sekali itu malah mau nunggu sampai saya betul-betul keterima di
Bogor. Finally, esoknya saya berangkat untuk bekerja di rumahsakit Bogor,
malamnya saya baru resign dari klinik di Garut setelah ngebut kerjakan laporan
yang selama bolak balik keteteran.
Tralalaaa...
Setelah sedih-sedihan perpisahan sama Bi Enur dan Sarah yang sampai sekarang
masih perhatian mengingatkan saya supaya jangan lupa makan, terbukti saya bisa
makan baik. Siapa bilang anak kosan makan warteg dan mie instan terus? Ini
buktinya saya makan sayur mayur :D. Berhubung kita bertiga (Saya, Ici dan
Rinrin) doyan makan terus Mamah saya bawa kompor listrik, di dekat kosan ada
tukang sayuran, jadi tiap lapar ya kita masak! :D. So, jangan khawatir saya di
sini jadi langsing hihihi. Meski untuk peralatan kita lagi nyicil-nyicil buat
beli, rapopo kan ya? :D.
Alhamdulillah...
Hidup
sendiri seperti ini membuat saya berusaha ingin dekat dengan Allah, menggantungkan
hidup, menitipkan apa yang ada dalam diri saya dan keluarga kepadaNya.
Mengobati rindu, menebalkan ketabahan, karena bukan hal yang mudah bagi anak
seperi saya. Iya, saya tak miliki apa-apa sekarang, tak minta sesuatu yang
besar selain limpahan kasih sayangNya.
Rosululllah
SAW Bersabda : “Allah SWT itu santun dan pemurah. Dia merasa malu pada
hamba-Nya, jika hamba-Nya mengangkat kedua tangannya, memohon pada-Nya,
kemudian membiarkan kedua tangan hamba itu kosong (tidak dikabulkan)”.
Iya,
rindu sekarang berubah doa...
Betewe,
sahabat2 saya apa kabar ya? salam kangeeeen....
1 komentar:
Saran nih.. Alangkah lebih baiknya setiap menyertakan Hadits Rasulullah nama Perawi Hadits pun dicantumkan. Untuk menghindari ketidakjelasan sebuah riwayat.
Posting Komentar