Pages

Jingga di Bahumu

Senin, 18 Juli 2011

Jingga di bahumu
Malam di depanmu
Dan bulan siaga sinari langkahmu
Teruslah berjalan
Teruslah melangkah
Kutahu kau tahu
Aku ada
Dewi Lestari

Kumpulan cerita yang ku dambakan jauh-jauh haripun sudah tak menggugah gairahku untuk ku baca sementara mata telah hilang minatnya untuk berlayar ke alam mimpi selepas sujudku 2 jam yang lalu. Kamu ini, layaknya ballerina bersayap dalam bentuk adam menari pelan kemudian sesekali mengibarkan sayapmu dengan halus dalam fikirku. Yaaaa… jika kamu penari maka tarianmu amat lama namun sangat indah aku saksikan, hingga aku berharap waktu tak akan berhenti berputar hingga aku dapat menebak kapan musik pengiringmu berhenti mengalunkan gerak langkahmu. Aku tutup buku bersampul hijau pinjaman sahabat dekatku, aku lebih memilih untuk mengingatmu karena dengan itu akan keluar puluhan hingga ratusan kalimat yang hendak menjadi rangkaian cerita untuk ku bagikan. 

Beberapa jam yang lalu banyak celoteh yang keluar dari jemari tanganmu, aku baca, lalu senyum terkadang hingga tertawa, saat seperti itu yang aku rindukan, walaupun hanya bermain kata-kata namun itu denganmu yang aku anggap istimewa. Tidak mungkin tak ada kesan jika saat ini aku masih mengenang dan senyumku seolah belum raib oleh jam dinding yang masih semangat untuk berdetik. Di dunia ini tidak ada yang sendiri, bahkan perasaan pun tercipta secara berpasangan. Terkadang aku bahagia disaat duka, dan aku sedih disaat suka. Semoga Allah mengampuni dosaku, tidak ada maksudku untuk tidak bersyukur atas seluruh nikmatNYA.  

“Itu yang aku maksud pandangan untuk masa depan…” Ucapmu beberapa bulan yang lalu 

Dalam sebuah pesan elektronik kamu ungkapkan seluruh hal yang menjadi pertimbanganmu sebelum memutuskan untuk menjalin hubungan lebih dari pertemanan, kamu ini luar biasa! Selain pacar pertamamu dalam seragam putih merah dulu tak ada lagi perempuan yang mengisi sebagian hatimu hingga saat kita bertemu. Banyak hal yang telah kamu korbankan untuk cita-cita yang telah terpatri. Karena waktu pula aku tidak menemukan celah dimana aku bisa tidak kagum terhadapmu. 

“Kamu sayang aku?” Tanyaku suatu malam memberanikan diri setelah waktu perpisahan untukku terjadi

“Maksudnya???” Balasmu balik bertanya… kamu tidak mengerti maka akan aku perjelas hingga memudahkanmu untuk menjawab

“Apakah sayangmu kepadaku sama seperti sayangmu kepada sahabat-sahabat terdekatmu?” Yaaa.. karena atas jasa mereka kami saling mengenal, maafkan aku telah menyeret nama kalian untuk sebuah kejujuran

“Iya sama…” Jawabmu singkat, lalu kamu utarakan seluruh hal yang telah kamu lakukan untukku yang tak lain adalah perteman biasa namun sayang aku bukan perempuan bodoh hingga tidak bisa mengartika sebuah perlakuan. Singkatnya, aku tahu semua yang kamu lakukan untuk kebaikan, sebelum perasaanku terlampau jauh.

Kesempurnaan rupamu serta kemurahan lakumu, bukan menjadi titik dimana hatiku dibuat lirih olehmu. Aku bukan perempuan cantik hingga bisa bebas menginginkan pasangan dengan kriteria rupa seperti apa, aku pun bukan perempuan matrealistis yang bisa luluh karena materi dan pemberian, yang aku cari, serta siang-malam aku sertakan dalam permintaan doaku Tuhan yang Maha Baik wujudkan dalam wujud pemuda sepertimu, Lelaki berakhlak baik serta pintar pekertinya…

“Haaaah ternyata yang aku rasakan, dia rasakan juga???” Teriakku membulatkan mata setelah seorang sahabat menceritakan tentangmu, lihat baikkan temanku? Kamu ini… dia saja bisa jujur

Awalnya aku kira, setelah perpisahan hubungan kamipun hilang namun ternyata tidak.. kata orang itu ikatan batin.. ketika kita mengingat seseorang maka seseorang itu akan ingat kepada kita atau bisa sebaliknya. Ini sudah terjadi hampir 1 bulan ½ ini.. yang lambat laun aku tahu lewat seluruh pembiacaraanmu di belakangku, kamupun merasakan apa yang aku rasakan. Tak ada pelarian yang bisa aku lakukan ketika bayangmu hadir di malam-malam panjangku selain menangis, memohon petunjukNYA, serta menulis.. bahkan jika aku baca surat elektronik beberapa bulan yang lalu perasaan: kagum, bahagia, sedih, rindu, bahkan sakit tetap aku rasakan…

Aku masih ingat hingga sekarang, kurang lebih kamu berkata “Berdoalah kepada Allah, karena jika kita tidak melakukan hal itu bukankah kita termasuk orang yang sombong?”.. SubhaAllah.. aku selalu berfikir, Seseorang itu ada di depan mataku namun sangat sulit untuk aku gapai… Dulu, sekitar bulan Maret akhir atau April awal sebelum perkenalan ku dengan mu, aku baru ingat sempat menulis kalimat ini di salah satu jejaring social : Sehalus sutra tutur tingkahnya, sekokoh baja keteguhan imannya, mensucikan yang hendak menjadi halalnya. Kata orang itulah lelaki idaman. Mungkin disinilah letak kekuasaanNYA, sampai saat ini aku tak pernah percaya dapat bertemu denganmu, mengenalmu hingga seperti ini.. Aku tak kuasa jika mengingat seluruh pintaku agar Dia mempertemukanku dengan lelaki yang baik akhlaknya serta pinta pekertinya.. 

Aku terbuai oleh keshalehanmu, tingkah laku serta tutur katamu. Betapa bahagia serta bangga orangtua serta adik-adikmu memiliki putra serta kakak sebaik dirimu.. Selalu kamu meminta maaf karena telah menyakitiku, memberi harapan-harapan, namun selalu pula aku tak ingin  mendengarnya. Karena kehendak serta kekuasaanNYA kami bertemu maka atas kehendak serta kekuasaanNYA pula kami berpisah.. itu yang aku tanamkan untuk mengokohkanku walau terkadang hati aku limbung, karena masih menanti kejujuranmu.

Aku yakin, karena kekokohan doa, serta satu sujud yang sama yang membuat kami berada dalam perasaan yang sama pula walau di hadapku mulutmu selalu membungkam. Tidak ada lagi jeritan untuk menyerah atau bertahan, biar..biar.. aku jatuhkan pilihan untuk tetap seperti ini mengikuti alur yang telah ditetapkanNYA untuk kisahku dan kisahmu, untuk kisah kita. 

Sepenggal di cerita ini terlalu sulit untuk aku beri judul, biar saja seperti itu hingga aku temukan kata yang tepat untuk melengkapinya..

9 komentar:

Kang Sofyan mengatakan...

bersyukurlah seorang wanita yang menadaptkan jodohnya seperti yang yang telah diceritakan diatas hehehe...semoga cerita ini menjadi sebuah kisah nyata

kurniawan.q mengatakan...

berdoa memang sangat disukai ALLAH jadi berdoalah dan berusaha serta bertawakal

Arif Bayu Saputra mengatakan...

Semoga segera menemukan judul yang tepat & menjadi sebuah karya yang indah untuk bisa dinikmati & menginspirasi

Blog Template mengatakan...

suka kalimat yang dicetak tebal hehe
saya termasuk itu gak ya... :D

Salam hangat dari jember

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

nih ceritanya lagi galau yaaah??

habibi daeng mengatakan...

"Itu yang aku maksud pandangan untuk masa depan"

ku doakan semoga nantinya apa yang diucapkan menjadi kenyataan, aamiin. .. hehee

bayu hidayat mengatakan...

wihhh nullis nya bener bener pake hati banget. berasa. tapi kasi judul dong. kita semua kan menunggu judul nya.

tetap semangat yahhh

TS Frima mengatakan...

aduh, saya suka lemah kalau baca yang beginian...

anyway, blognya saya follow ya ^^
saya jadi folower ke-126 nih ^^

yudee mengatakan...

cwe yang suka bikin puisi n panda merangkai kata2...huum

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS