Saya tahu niat awal
mereka karena sayang kepada saya,
Dengan penuh
keyakinan mereka ujarkan sesuatu yang membuat kekosongan rongga hati lambat
terisi pasti,
Saya percaya jika
mereka tidak mungkin menjerumuskan saya pada lubang hitam,
Saya menunggu waktu
dalam kebisuan dengan beban tanda tanya besar yang harus saya jawab dalam
ketidakpastian,
Mereka seperti
Ibu-Bapak tidak mungkin berbuat tanpa berfikir terlebih dahulu, semata-mata
karena sayang mereka pada saya ini,
Sore itu hari Sabtu,
ketika pil pahit justru mau tak mau harus saya telan,
Oke saya terima
jika ini memang garis takdir, semua tak sama
9 hari kemudian
ditengah hujan dan iringan samar-samar lantunan adzan Ashar duduk di hadapanku
seorang lelaki yang tak kalah saya hormati,
Dia berikan
muqodimah yang menohok, 3 pernyataan beruntun yang membuat jantung ini meminta
pengait cadangan agar tidak terjatuh,
“Kenapa tidak
meminta klarifikasi dari orangnya langsung atau minimal datangi saya, kalau kamu malu kamu bisa
minta sahabat yang bisa kamu percayai untuk menemui saya, kami ini bersahabat,
kami tahu satu sama lain”
Toh nasi sudah
menjadi bubur ibaratnya,
Sempat ide itu
terlintas namun karena berjuta alasan akhirnya terkubur dan tak pernah saya
buka kembali,
“Perempuan yang sangat
kamu hormati hari ini sudah tahu keadaannya, begitupun dengan dia yang hari ini
menerima kenyataan kamu yang mundur perlahan namun pasti dan cintanya yang dia
rajut beberapa waktu terakhir ini berakhir. Selama ini dia punya kekasih hati”
Saya menarik nafas
panjang,
“Sampaikan maaf
saya pada dia, mohon maaf jika dikemudian hari ada celotehan kurang berkenan
dari teman sejawat saya tentang ini
semua”
Tidak apa-apa toh
dari awal misteri ini terbongkar saya sudah siap dengan kenyataan terburuk dan
ketika semuanya menjadi jelas, saya bisa bertahan namun.....
Satu perdebatan
yang tidak bisa saya hindari saat diawal kisah ini hendak dimulai,
Saya bimbang karena ini mempertaruhkan NAMA BAIK,
Well, seperti
pelengkap masakan ini adalah bumbu penyedap maha dahsyat yang harus saya tulis
dibuku kenangan ketika toga kebanggaan kelak saya raih,
Lalu, hari ini
salah satu dari mereka kembali berbicara dengan perandaiannya yang terungkap
kepada sahabat dekat saya,
“Kasihan, terlalu
sibuk dan banyak fikiran. Memikirkan yang dulu. Jika saja tidak ada yang ikut
campur. Jika saja tidak ada yang berbicara mungkin tidak akan terputuskan”
Seolah terkepung,
iya... saya terkepung dulu.....
Sekarang yang bisa
saya lakukan adalah tutup telinga erat, agar desas-desus itu tidak menohok dan
membuat lubang bernanah,
Andai mereka tahu, saya capek, lelah, wajah datar dan masa bodoh ini tak selamanya bertahan,
dan
siang ini dalam kasus yang berbeda Bibi Saya, Bi Rani berikan pesan singkatnya
:
oke, Smangat ya
No...
Semoga pangeran impian soleh akan segera datang menjemput Eno menuju hidup baru yg indah bahagia,... aamiin
Semoga pangeran impian soleh akan segera datang menjemput Eno menuju hidup baru yg indah bahagia,... aamiin
3 komentar:
ehmm, gue speechless, tapi tunggu, ini fiksi ato beneran sih ?? ini, complicated, abis.
yahh, tapi terlepas dari semuanya, senggaknya kita bisa yakin sama satu hal : tulang rusuk dan pemiliknya, bagaimanapun, gak akan pernah tertukar, kan ? (ini sumpah gue sotoy abis)
oh ya, saran aja nih ya, captchanya kalo bisa non-aktifin aja deh.. :)
takdir adalah urusan Tuhan, tapi ikhtiar adalah urusan manusia
Posting Komentar